Profesor IPB University: Penyuluh Miliki Peran Strategis dalam Pembangunan

Profesor IPB University: Penyuluh Miliki Peran Strategis dalam Pembangunan

Profesor IPB University: Penyuluh Miliki Peran Strategis dalam Pembangunan
Berita

Profesi penyuluh memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Demikian disampaikan Guru Besar IPB University, Prof R Nunung Nuryartono dalam Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia (PAPPI) yang digelar di Kampus IPB Baranangsiang (13-15/9).

“Penyuluh memiliki peran strategis dalam pembangunan. Bahkan, beberapa program pembangunan menempatkan para penyuluh maupun pendamping sebagai kunci utamanya,” ujar Prof Nunung yang juga Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).

Pendamping pembangunan, sebut dia, harus memiliki keahlian dan sertifikasi, sehingga tidak bisa asal-asalan dalam proses perekrutannya. Prof Nunung menjelaskan dalam waktu dekat, pemerintah akan mengintegrasikan penyuluh maupun pendamping yang ada di kementerian dan lembaga. “Pemerintah akan mengoordinasikan agar ada koordinasi dan sinergi, sehingga bisa mempercepat program pembangunan daerah,” tandasnya.

“Data pada 2020, pendamping yang ada di Tanah Air mencapai 300.000 orang, yang terdiri atas penyuluh pertanian, kesehatan, pendamping desa hingga pendamping program keluarga harapan. Jika disinergikan, dampaknya akan luar biasa sekali. Program pembangunan dapat berjalan optimal,” lanjut Prof Nunung.

Ketua Umum PAPPI, Dr Siti Amanah mengatakan, perlu adanya kolaborasi dan sinergi dalam menyukseskan program pembangunan melalui peran strategis penyuluhan sebagai ilmu dan pendekatan praktis dalam transformasi perilaku di era disrupsi. “Dalam hal ini pendamping dan support system di seluruh aras (kebijakan makro dan program taktis di tingkat lokal) sangat diperlukan,” paparnya.

Ia menambahkan, salah satu solusi yang dapat dilakukan PAPPI dalam peningkatan kompetensi adalah mengadakan sertifikasi kompetensi melalui program pendidikan dan pelatihan yang kontinyu bagi penyuluh, bekerja sama dengan perguruan tinggi.

Di samping itu, kata Dr Siti, penyuluh sebagai bagian pendamping pembangunan harus memiliki adaptabilitas tetap relevan dan efektif dalam era disrupsi. Penyuluh harus mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat untuk mencapai tujuan penyuluhan dengan lebih efisien.

“Ke depan, peran pendamping pembangunan pun menjadi semakin penting. Pendamping pembangunan bekerja sama dengan penyuluh dalam mendampingi dan membimbing masyarakat dalam menghadapi perubahan yang cepat,” kata dosen IPB University dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM), Fakultas Ekologi Manusia (Fema) ini.

Kegiatan yang terselenggara berkat kerja sama PAPPI, Asosiasi Program Studi Penyuluhan, Komunikasi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (APP-KPPMI) dan Departemen SKPM IPB University ini didukung juga oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI, Petrokimia Gresik, Pesona Khatulistiwa Nusantara, PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk, Perum Bulog, Sayaga Wisata Bogor, Aqua-Danone, Indofood, RASSEA, Indonesia Forum for Rural Advisory Services (IFRAS) dan CARE IPB University. (SKPM/Rz)