Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University Desa Bonang Edukasi Sistem Irigasi dan Permasalahan Hama

Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University Desa Bonang Edukasi Sistem Irigasi dan Permasalahan Hama

mahasiswa-kkn-t-inovasi-ipb-university-desa-bonang-edukasi-sistem-irigasi-dan-permasalahan-hama-news
Berita

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) Inovasi IPB University menggelar kegiatan penyuluhan dan edukasi sistem irigasi dan permasalahan hama di rumah Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kegiatan penyuluhan pertanian dihadiri oleh perangkat desa, Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) dan anggota kelompok tani.

Penyuluhan bertujuan untuk memberikan edukasi dan pemahaman terhadap petani terkait sistem irigasi yang efektif untuk diterapkan serta cara mengatasi hama wereng dengan pengenalan agens hayati. Program ini didampingi oleh Nadzirum Mubin, SP, MSi sebagai Dosen Pendamping Lapangan KKN-T Inovasi sekaligus Dosen Koordinator Wilayah Rembang.

“Mayoritas masyarakat Desa Bonang bermata pencaharian sebagai nelayan. Namun, saat musim hujan masyarakat condong ke pertanian. Harapannya mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University dapat mengubah perilaku petani yang ada di Desa Bonang melalui inovasi yang disampaikan dan semoga mereka dapat menyerap ilmunya dengan baik,” kata Farmi, perwakilan BPP Kecamatan Lasem yang hadir.

Koordinator Desa (Kordes) KKN-T Inovasi IPB University, Azizul Hakim mengatakan terdapat dua permasalahan utama pertanian di Desa Bonang yaitu kekeringan dan gangguan hama wereng. Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University menyusun program berupa penyuluhan terkait penggunaan agens hayati Lecanicillium lecanii untuk mengatasi hama wereng yang menyerang tanaman padi. Selain itu, terdapat penyuluhan untuk memperkenalkan irigasi tetes terhadap pertanian di Desa Bonang.

“Kami memperkenalkan sistem irigasi tetes. Metode irigasi ini dapat menghemat air serta cocok dipakai di lahan yang kerap mengalami kekeringan. Cara kerjanya terbilang mudah, yaitu dengan mengalirkan air di dekat setiap tanaman melalui pipa dan serangkaian pemancar yang berjarak dekat (dripper), biarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman,” jelas Aziz.

Metode ini, sebut dia, biasanya diterapkan kepada tanaman hortikultura karena selain dapat menghemat waktu juga dapat menghasilkan panen yang lebih baik. Namun, perlu dilakukan perawatan pada lubang dripper yang terbilang cukup kecil karena rentan mengalami penyumbatan. Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University juga menayangkan video demonstrasi dari irigasi tetes itu sendiri untuk meningkatkan pemahaman para petani.

Dalam paparannya, mahasiswa menyebutkan terkait penyebab ledakan hama wereng, sistem pengendalian hayati pada padi untuk mengatasi hama wereng dan cara pengendaliannya dengan menggunakan agens hayati berupa Lecanicillium lecanii. “Lecanicillium lecanii merupakan cendawan yang tergolong dalam kelompok entomopatogen yang memiliki kisaran inang cukup luas dan bersifat kosmopolit,” ungkap Aziz.

Setelah memberikan pemahaman teoritis kepada peserta sosialisasi, mahasiswa IPB University mendemonstrasikan cara perbanyakan agens hayati Lecanicillium lecanii dengan menggunakan beras. Selain itu, mahasiswa juga mengenalkan teknik monitoring serangga dengan menggunakan yellow sticky trap dan perangkap feromon untuk lalat buah yaitu petrogenol.

Kegiatan penyuluhan disambut positif oleh anggota Gapoktan di Desa Bonang dan BPP Lasem. Melalui kegiatan ini diharapkan mampu memberikan solusi untuk mengatasi hama wereng dan permasalahan kekeringan di Desa Bonang. (*/Rz)