Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University Dukung Pencegahan Pernikahan Dini Bersama Remaja Desa Pekasiran, Banjarnegara

Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University Dukung Pencegahan Pernikahan Dini Bersama Remaja Desa Pekasiran, Banjarnegara

mahasiswa-kkn-t-inovasi-ipb-university-dukung-pencegahan-pernikahan-dini-bersama-remaja-desa-pekasiran-banjarnegara-news
Berita

Mahasiswa IPB University yang terlibat dalam Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) Inovasi membuat program pencegahan pernikahan dini bersama para remaja di Desa Pekasiran, Banjarnegara, Jawa Tengah. Program edukasi pencegahan pernikahan dini tersebut ialah CEGAH atau Ciptakan Generasi Harapan.

“CEGAH merupakan salah satu program mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University yang berfokus pada pencegahan pernikahan dini melalui edukasi kepada para remaja. Tujuannya untuk mengurangi angka pernikahan dini yang sangat tinggi di Desa Pekasiran,” ungkap Viola Zahra Wahyuningsih, salah satu mahasiswa KKN-T Inovasi.

Lebih lanjut ia menerangkan, metode yang dilakukan yaitu sosialisasi kepada para remaja mengenai dampak pernikahan dini. Mahasiswa IPB University juga memberikan motivasi wajib belajar 12 tahun sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka pernikahan dini.

Program CEGAH, lanjut dia, juga bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak akibat kehamilan pada usia <18 tahun. Selain itu, sosialisasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan semangat para remaja untuk melanjutkan pendidikan setinggi mungkin.

Viola menjelaskan, salah satu rangkaian program CEGAH yaitu Kelas Posyandu Remaja: Cegah Pernikahan Dini. Pada kesempatan itu, ia memaparkan ‘Upaya Pencegahan Pernikahan Dini dari Sudut Pandang Ilmu Keluarga dan Konsumen’. Kelas ini diharapkan mampu mengenalkan program CEGAH sebagai upaya pencegahan pernikahan dini di Desa Pekasiran serta memberikan pemahaman mengenai dampak dan bahaya pernikahan dini.

Bidan Desa Pekasiran, Ratna Purwaningsih memberikan apresiasi untuk Kelas Posyandu Remaja yang diadakan oleh mahasiswa IPB University tersebut. Menurutnya, kegiatan itu sangat bermanfaat dan dapat menjadi edukasi pada remaja Desa Pekasiran yang tingkat pernikahan dininya sangat tinggi.

Selain itu, kegiatan ini juga dapat mengubah pola pikir remaja untuk melanjutkan pendidikan minimal 12 tahun. Para remaja pun mengerti akibat dan bahaya dari pernikahan dini karena pencegahan stunting di mulai dari kesehatan remajanya.

“Terima kasih atas penyelenggaraannya. Semoga posyandu remaja di Desa Pekasiran yang sudah berjalan rutin setiap tiga bulan sekali pesertanya semakin banyak,” tuturnya.

Hal senada disampaikan Kader Posyandu Remaja, Lisfayanti. Ia mengungkapkan, edukasi ini menambah wawasan tentang pernikahan dini di kalangan masyarakat Desa Pekasiran, khususnya para remaja yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan agama. “Memberdayakan remaja agar paham bahaya pernikahan dini dan juga mengurangi resiko bayi lahir stunting,” terangnya saat diwawancarai mahasiswa IPB University

Kegiatan ini dihadiri oleh 54 remaja Desa Pekasiran. Sosialisasi berjalan dengan lancar dan sangat interaktif. Kepada para remaja desa juga dilakukan pengecekan berat badan, tensi darah dan hemoglobin secara gratis untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka. (*/Rz)