DPM FEM IPB University Gelar Soft Launching Desa Cerdas Pertanian di Desa Benteng, Pustaka Kementerian Pertanian Ikut Beri Dukungan
Semangat inovasi dan kolaborasi dalam sektor pertanian semakin menggeliat di Desa Benteng, Bogor, Jawa Barat dengan suksesnya acara Soft Launching Desa Cerdas Pertanian. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari sosialisasi pertanian yang diadakan sebelumnya oleh tim Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (DPM FEM) IPB University.
Sagita Salsabila, perwakilan tim PPK Ormawa DPM FEM IPB University mengatakan, Soft Launching Desa Cerdas Pertanian merupakan bagian dari komitmen dalam mengoptimalkan produktivitas masyarakat desa melalui 6 pojok literasi pertanian.
Keenam program tersebut terdiri dari Sekolah Produksi dan Pengelolaan Pertanian (SPONTAN), Sekolah Pelatihan Pemeliharaan Tanaman Hias (SELARAS), Sekolah Pemeliharaan Peternakan (SEPEKAN), Sekolah Pemeliharaan Komoditas Tanaman Rempah Obat Aromatik (SEPAKAT), Sekolah Pelatihan Literasi Finansial (SPESIAL) dan Sekolah Kaderisasi Pojok Literasi (SEJOLI).
Kegiatan ini dihadiri oleh ketua RT, ketua RW, karang taruna, kelompok tani, perangkat desa, serta Dr Ahyar Ismail selaku dosen pendamping tim PPK Ormawa DPM FEM IPB University. Sagita mengatakan, kegiatan tersebut menjadi semakin istimewa karena kehadiran pembicara dari Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian (Pustaka) Kementerian Pertanian yaitu Ir Eka Kusmayadi, MHum dan Ir Juznia Andriany, MHum.
“Dukungan dari Pustaka Kementerian Pertanian turut memperkaya wawasan dan pengetahuan yang dibagikan kepada masyarakat desa,” sambung Sagita saat kegiatan yang berlangsung di Aula Desa Benteng, belum lama ini.
Eka Kusmayadi mengungkapkan pandangan dan rencana tindak lanjut yang menginspirasi masyarakat di Desa Benteng. “Dasar pengembangan literasi pertanian harus berakar dari desa pertanian itu sendiri, sehingga kata kunci yang penting dalam mengimplementasikan literasi pertanian yaitu manusia unggul, desa cerdas dan literasi masyarakat,’’ ujarnya pada sesi pemaparan materi.
Pada pemaparan selanjutnya, Juznia Andriany menyampaikan bahwa pojok baca tidak selalu harus berupa bangunan, tetapi bisa disediakan dalam bentuk koleksi cerdas (kolocer) sebagai fasilitas perpustakaan yang dapat diakses masyarakat. Selain itu, ia juga menunjukkan pentingnya semangat berbagi pengetahuan dan sumber daya untuk mengembangkan literasi pertanian dan fasilitas perpustakaan bagi masyarakat Desa Benteng. “Berkah akan diperoleh kalau kita berbagi,” imbuhnya. (*/Rz)