Tim PPK Ormawa Himakua IPB University Kenalkan Program Smart Farming Kepada Pembudi Daya Purwasari
Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) dari Himpunan Mahasiswa Akuakultur (Himakua) IPB University bersama masyarakat terus berkomitmen melakukan pengembangan potensi Desa Purwasari, Bogor, Jawa Barat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui program smart farming melalui penerapan teknologi semi automatic incubator.
“Melalui program ini, tim PPK Ormawa Himakua IPB University ingin mendorong masyarakat Desa Purwasari dalam mengembangkan potensi usaha pembudi daya yang dimiliki dengan memaksimalkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya,” ujar Surya Baskara, perwakilan mahasiswa IPB University saat acara di Aula Kantor Desa Purwasari belum lama ini.
Dalam materi yang disampaikannya, Surya menjelaskan keunggulan dari teknologi semi automatic incubator, antara lain lingkungan penetasan telur yang lebih terkontrol serta dapat memotong dua minggu waktu yang dibutuhkan ikan nila untuk memijah. “Dengan demikian, pemanenan larva dapat terjadi dua kali dalam satu bulan. Hal tersebut tentu saja dapat meningkatkan produktivitas ikan nila,” paparnya.
Wildan Nurussalam, SPi, MSi selaku dosen pembimbing lapang menyampaikan bahwa IPB University akan mendukung penuh kegiatan tersebut, baik dalam memfasilitasi kegiatan pelatihan ataupun narasumber.
“Kita sudah sepakat dan satu hati untuk menjadikan Desa Purwasari sebagai desa sentra ikan nila agar dikenal secara luas oleh masyarakat luar. Syaratnya harus lebih pintar dari pembudi daya lain dan harus mengejar dengan desa lain. Kelompok juga harus kompak, harus semuanya maju bersama bukan cuma kepalanya saja,” ujar Mintarti selaku tim pakar PPK Ormawa Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Diakui Yusup, Kepala Desa Purwasari, bahwa masyarakat Desa Purwasari memiliki banyak potensi. Namun, masyarakat belum memiliki pemahaman untuk mengembangkan usahanya. Maka dari itu, ia sangat mengapresiasi dengan diselenggarakannya kegiatan lokakarya oleh mahasiswa PPK Ormawa Himakua IPB University.
“Selama ini kami sudah banyak diskusi dengan mahasiswa IPB University. Keterbatasan kami dari sisi akademik memang kurang. Jadi kami melakukan diskusi mengenai hormon, sifat-sifat ikan sehingga kami memutuskan mengubah rencana anggaran biaya (RAB) untuk menganggarkan kebutuhan pembuatan fishery ikan nila,” jelas Yusup.
Ia berharap melalui program ini, masyarakat Desa Purwasari bisa lebih peduli dengan perekonomian dan ketahanan pangan. “Kita jangan maunya dikasih terus, tetapi harus bisa mandiri, jalan sendiri. Nantinya, tidak hanya budi daya satu jenis ikan nila tapi minimal ada tiga jenis, misalnya nila nirwana, nila bangkok dan nila sultana,” pungkasnya.
Didin selaku Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Purwasari juga mengharapkan pembinaan ini dapat berjalan secara berkelanjutan. Hal itu agar masyarakat yang berwirausaha bisa didampingi terlebih dahulu, sebelum mereka mampu melanjutkannya secara mandiri. (*/Rz)