IPB University SPIRIT Project Kenalkan Budaya Tradisional Sunda

IPB University SPIRIT Project Kenalkan Budaya Tradisional Sunda

IPB University SPIRIT Project Kenalkan Budaya Tradisional Sunda
Berita

IPB University Spirit Project bekerjasama dengan Departemen Gizi Masyarakat menyelenggarakan Summer Course pada 21-25 Agustus. Summer course diikuti oleh mahasiswa dari berbagai negara seperti Jepang, Malaysia, dan Uganda.

Prof Sri Anna Marliyati, Ketua Departemen Gizi Masyarakat, menyampaikan, Summer Course ini bertujuan untuk memberikan pendidikan sekaligus memperkaya pengalaman baik di dalam kelas maupun melalui kegiatan di luar ruangan. Peserta summer course juga berkesempatan terlibat dalam permainan tradisional (Alimpaido), dengan fokus khusus pada Balap Bakiak, Permainan Sumpit dan Egrang serta menikmati tarian dan makanan tradisional.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, kerja sama antara IPB University Spirit Project dengan Departemen Gizi Masyarakat bertujuan untuk menawarkan pengalaman belajar yang komprehensif dan beragam. Para peserta juga berkesempatan saling bertukar budaya dari negara masing-masing.

Dosen IPB University itu menyebut, kurikulum summer course dirancang dengan cermat untuk memadukan pengetahuan teoritis dan wawasan praktis. Dengan demikian, diharapkan memberikan pemahaman menyeluruh tentang nutrisi dan penerapannya.

“Summer course mencakup berbagai kegiatan, termasuk sesi kelas, praktik langsung, lokakarya, dan pengalaman luar ruangan,” kata Prof Sri Anna.

Di dalam kelas, katanya, peserta mempelajari topik-topik yang berkaitan dengan nutrisi, kebiasaan makan, ketahanan pangan, dan makna budaya makanan yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak. Sementara, lokakarya memberikan kesempatan kepada peserta untuk menerapkan pengetahuan mereka melalui demonstrasi memasak, produksi pangan spesifik, dan diskusi tentang praktik pangan berkelanjutan.

Pada kegiatan puncak yang dilakukan di Kampung Budaya Sindang Barang, Bogor, peserta diperkenalkan budaya Sunda melalui kegiatan seperti tari tradisional, seni dan kerajinan, dan permainan tradisional. Beberapa peserta turut mencoba permainan egrang yang telah disediakan. Dimasukkannya permainan tradisional, khususnya egrang, menambah keunikan dan berkesan bagi peserta.

“Keberhasilan upaya kolaboratif ini tidak terlepas dari pentingnya kerja sama interdisipliner dan lintas sektoral. Inisiatif budaya juga turut mendorong pembelajaran holistik dan saling pengertian. Saat para peserta kembali ke negaranya masing-masing, mereka tidak hanya membawa serta pengetahuan yang diperoleh tetapi juga kenangan berharga dari Summer course yang dinamis dan mendalam secara budaya,” kata Prof Sri Anna. (*/ra)