Dr Akhmad Arifin Hadi: Satu Tahun Bekerja, Lulusan Arsitektur Lanskap IPB University Dapat Sertifikasi Keahlian IALI

Dr Akhmad Arifin Hadi: Satu Tahun Bekerja, Lulusan Arsitektur Lanskap IPB University Dapat Sertifikasi Keahlian IALI

Dr Akhmad Arifin Hadi: Satu Tahun Bekerja, Lulusan Arsitektur Lanskap IPB University Dapat Sertifikasi Keahlian IALI
Berita

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap (ARL), Fakultas Pertanian IPB University, Dr Akhmad Arifin Hadi mengatakan, proses akreditasi Program Studi (Prodi) Arsitektur Lanskap IPB University mengikuti standar pendidikan International Federation of Landscape Architects-Asia Pacific Region (IFLA-APR). Ini disebabkan karena lulusan ARL IPB University setelah satu tahun bekerja akan mendapatkan sertifikasi keahlian arsitek lanskap dari Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI).

Hal ini terungkap dalam kegiatan Visitasi Akreditasi Internasional Program Sarjana Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB University. Menurut Dr Akhmad, IALI menginduk pada IFLA-APR dan punya standar education and academic affairs dalam hal penyelenggaraan pendidikan.

“Setelah mendapat sertifikasi keahlian, mereka akan mudah mendapatkan proyek dengan skala besar tergantung pada levelnya. Contohnya di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ada lulusan ARL IPB University dengan sertifikasi keahlian madya. Jadi sudah selayaknya Prodi ARL IPB University mensejajarkan diri ke IFLA-APR untuk menambah mutu lulusan kami,” tuturnya.

Sementara itu, Asesor IFLA-APR, Prof Mike Barthelmeh mengatakan, rekomendasi secara khusus harus terus diperkuat terutama bagian design process, design graphics dan design outcomes.

“Setelah itu dapat terpenuhi, maka akreditasi Program Sarjana Arsitektur Lanskap IPB University akan memiliki kedudukan internasional yang setara dengan lulusan dari Prancis, Jepang, Malaysia atau Selandia Baru yang berasal dari program yang sama,” ucapnya.

Asesor IALI, Dr Budi Faisal mengungkapkan pada poin kurikulum dan fasilitas, IFLA-APR mendukung adanya pemisahan pada divisi planning dan divisi design. Baginya, ini akan mempunyai konsekuensi dari kurikulum yang tidak mudah karena mengharuskan adanya merger divisi.

“Untuk global standard dibutuhkan sekali kurikulum yang kuat. Kurikulum kompetensi di sini sangat kuat sekali terutama dalam bidang design, ecology, soil science dan plant protection. Kompetensi riset dan design harus terus diperkuat agar core competency lulusan bisa menjadi luar biasa. Area outdoor space juga harus ditambah, mulai dari adanya kebun raya atau semacam laboratorium alam,” tandasnya. (dr/Rz)