Dewan Guru Besar IPB University Bahas Masa Depan Pelaksanaan Pengendalian Hama Terpadu Berkelanjutan

Dewan Guru Besar IPB University Bahas Masa Depan Pelaksanaan Pengendalian Hama Terpadu Berkelanjutan

Dewan Guru Besar IPB University Bahas Masa Depan Pelaksanaan Pengendalian Hama Terpadu Berkelanjutan
Berita

Dewan Guru Besar (DGB) IPB University kembali mengurai masa depan implementasi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) melalui webinar bertajuk ‘Pelaksanaan dan Keberlanjutan Program PHT di Indonesia’. Prof Evy Damayanti, Ketua DGB IPB University menjelaskan, tema ini mengulas lebih lanjut implementasi PHT dengan meninjau pendekatan, permasalahan dan tantangan dalam pelaksanaannya.

“FGD ini menghadirkan beragam perspektif yang dapat menjadi pokok program dan kebijakan untuk penyusunan strategi untuk akselerasi program PHT secara berkelanjutan di Indonesia,” kata dia.

Prof Suryo Wiyono, Guru Besar Pertanian IPB University mengurai bahwa akselerasi PHT berkelanjutan dapat dilakukan dengan mendukung ekosistem sehat dan tanaman sehat sebagai dasar PHT biointensif padi. “Strateginya dengan menyehatkan tanaman dan agroekosistem. Dengan taktik meningkatkan faktor pendorong dan mengurangi faktor pengganggu,” jelasnya.

Biointensif merupakan metode PHT dengan mengoptimalkan pengendalian alami dan hayati. Komponen utama biointensif, terang Prof Suryo, ialah bio-imunisasi benih, pengembalian jerami, optimasi pemupukan dan penghapusan pestisida. Keuntungannya, terjadi kelimpahan predator dan mikroba tanah fungsional serta peningkatan jumlah anakan produktif.

“Dibandingkan dengan perlakuan konvensional, baik di musim hujan maupun kemarau, persentase anakan produktif yang dihasilkan jauh lebih besar.Tingkat serangan hama wereng dan penggerek batang juga cenderung lebih rendah karena kehadiran predator alami,” ungkap Dekan Fakultas Pertanian IPB University ini.

Contohnya di Gresik pada tahun 2021-2023. Selama empat musim tanam, terjadi peningkatan produksi hingga 15 persen, pengurangan pupuk NPK hingga 40 persen, dan serangan penyakit balas menurun tajam.

“PHT biointensif dapat menjaga produksi yang berkelanjutan, sudah teruji di berbagai lokasi dan musim. Untuk mengurangi pestisida sintetik dan optimalisasi pupuk NPK, perlu diseminasi yang masif,” lanjut dia.

Prof Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian menambahkan, komando strategis pembangunan pertanian (kostratani) dapat dijadikan sebagai kelembagaan strategis di kecamatan sebagai titik masuk pemberdayaan petani.

“Kostratani mampu mendukung keberhasilan program PHT berkelanjutan. Peningkatan kapasitas Kostratani memerlukan sinergitas dan dukungan dari semua pihak,” ujar Prof Dedi. (MW)