Ingin Menjadi Penyuluh Pertanian Milenial? Intip Keunggulan Prodi Teknologi Produksi dan Pengembangan Masyarakat Pertanian SV IPB University

Ingin Menjadi Penyuluh Pertanian Milenial? Intip Keunggulan Prodi Teknologi Produksi dan Pengembangan Masyarakat Pertanian SV IPB University

ingin-menjadi-penyuluh-pertanian-milenial-intip-keunggulan-prodi-teknologi-produksi-dan-pengembangan-masyarakat-pertanian-sv-ipb-university-news
Student Insight

Jumlah penyuluh pertanian semakin menurun. Hal ini terjadi karena masih adanya pandangan bahwa pertanian kurang keren. Padahal, di era revolusi 4.0, teknologi pertanian semakin canggih dan peran penyuluh pertanian muda milenial yang ‘melek’ teknologi semakin dibutuhkan.

Sekolah Vokasi (SV) IPB University memiliki program keahlian D4 Teknologi Produksi dan Pengembangan Masyarakat Pertanian (PPP). Restu Puji Mumpuni, SP, MSi, Ketua Program Studi (Prodi) PPP IPB University mengatakan, kompetensi utama dari lulusan prodi ini ialah mahir dalam teknik budi daya dan pengembangan masyarakat pertanian.

“Mahasiswa tidak hanya mendapat pendidikan terkait teknik budi daya pertanian, tetapi juga harus mampu melakukan penyuluhan pertanian kepada masyarakat. Mahasiswa juga diberikan pemahaman dasar produksi sampai penanganan pascapanen dari hulu ke hilir serta kewirausahaan,” ujarnya.

“Kurikulum Prodi PPP ditujukan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten sebagai penyuluh pertanian yang mampu menguasai produksi dan pengembangan masyarakat pada tiga sektor budi daya, yakni pertanian, perikanan dan peternakan,” ia menambahkan.

Awal terbentuknya Prodi PPP ini merupakan permintaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Setiap tahunnya memiliki daya tampung untuk 70 mahasiswa. Kini, Prodi PPP juga sudah terakreditasi unggul oleh BAN-PT.

Mahasiswa mendapatkan seluruh fasilitas SV IPB University seperti laboratorium produksi, kolam ikan hingga greenhouse. Di dalam kurikulum prodi ini terdapat mata kuliah seperti Digitalisasi Pertanian, Mekanisasi Pertanian dan Socioenterpreunership. Sejumlah mata kuliah tersebut agar mahasiswa selalu update teknologi terkini, baik di bidang budi daya maupun sosial kemasyarakatan.

Mahasiswa juga diajarkan oleh dosen-dosen berkompetensi tinggi. Dua dosen di antaranya bergelar profesor dari total 24 dosen. Sebagian besar dosennya juga telah memiliki sertifikasi kompetensi nasional dan internasional.

“Untuk meningkatkan kompetensi, mahasiswa juga diikutkan pada program magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) seperti One Village One CEO (OVOC) MBKM Green economy Merapi (GEMA). Mahasiswa ditempatkan di setiap desa di Indonesia untuk mengabdi dan mengeksplorasi potensi desa serta mendorong perekonomian desa melalui inovasi di bidang ketahanan pangan,” jelas dia.

Selain itu, mahasiswa juga berkesempatan untuk bergabung di Program Bertani untuk Negeri atau Wirausaha Merdeka Mahasiswa untuk meningkatkan skill wirausahanya. Prodi PPP juga bekerja sama dengan Politeknik Ngee Ann Singapura untuk mendatangkan dosen praktisi dalam kegiatan summer course di SV IPB University.

“Mahasiswa Prodi PPP bahkan bisa mengikuti pertukaran mahasiswa ke Thailand dan Malaysia. Ada juga program magang mahasiswa ke luar negeri di salah satu perusahaan jamur di Jepang,” sambung dia.

Lanjutnya, prospek kerja lulusan Prodi PPP SV IPB University juga tidak terbatas sebagai penyuluh pertanian, tetapi juga wirausaha, pengusaha bidang pertanian, asisten perkebunan kelapa sawit dan asisten peneliti. Saat ini, sebanyak 70 persen lulusan bekerja menjadi penyuluh, sedangkan sisanya bekerja di swasta.

“Beberapa lulusan Prodi PPP SV IPB University ada yang bekerja di Jerman dan Thailand. Bahkan menjadi petani organik sekaligus konsultan Food and Agriculture Organization (FAO). (MW/Rz)