Mahasiswa IPB University Temukan Metode Pengambilan Pigmen Merah Rumput Laut

Indonesia merupakan produsen rumput laut tertinggi kedua di dunia setelah China. Umumnya industri rumput laut melakukan ekstraksi secara kimiawi dan menghasilkan limbah cair yang berdampak pada lingkungan. Selain itu, terdapat pigmen penting rumput laut yang hilang melalui ekstraksi kimia. Karenanya diperlukan terobosan metode dalam ekstraksi rumput laut.
Rida Aini Rahmawati, Aldi Rahman dan Yashinta Yulianawati, mahasiswa dari Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University melakukan riset terkait ekstraksi rumput laut menggunakan prinsip enzimatis. Rumput laut Kappaphycus alvarezii umumnya diekstraksi menjadi karaginan jenis kappa-karaginan yang banyak digunakan sebagai emulsi pada berbagai produk food (ice-cream, pudding), personal care (pasta gigi, cream wajah, sabun), farmaseutika (kapsul obat) serta bioplastik (pengganti plastik).
Rumput laut K. alvarezii golongan Rhodophyta memiliki pigmen dominan berwarna merah (Fikoeritrin). “Umumnya dalam dunia industri pigmen merah ini rusak akibat proses kimia, padahal manfaatnya sangat banyak untuk farmasetika (antioksidan, antikanker, antiinflamasi) dan penelitian (fluorescent, biomarker),” tutur Rida. Untuk mempertahankan pigmen tersebut diperlukan bantuan Marine endophytic fungi (kapang laut) dalam proses ekstrasinya.
Tim yang berhasil mendapat pendanaan dari Kemenristekdikti melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian (PKM-PE) tahun 2019 ini dibimbing Dr. Kustiariyah Tarman. Mereka menggunakan kapang endofit laut yang tumbuh pada batang atau daun.
Jenis yang digunakan adalah kapang RS6A diisolasi dari tumbuhan pesisir sarang semut. Kapang ini menghasilkan enzim selulase yang membantu proses ekstraksi pigmen tersebut. ”Metode enzimatis dalam ekstraksi rumput laut digunakan untuk meningkatkan efisiensi hidrolisis, menurunkan biaya serta tidak menghasilkan residu. Belum ada penelitian tentang ekstraksi pigmen dengan enzim selulase kapang endofit laut, umumnya menggunakan kapang terestrial seperti trichoderma sp/Aspergillus sp,” ungkapnya.
Ia menambahkan keunikan metode ekstraksi secara enzimatis ini adalah dengan bantuan kapang endofit laut yang mampu menghasilkan enzim. Dengan metode ini rumput laut tidak hanya dapat diolah menjadi karaginan tapi juga pigmennya, prosesnya mudah, efisien dan ramah lingkungan.
Penelitian ini dimulai dengan menumbuhkan kapang endofit laut pada media padat Potato Dextrose Agar (PDA) dan Potato Dextrose Broth (PDB) dilanjutkan dengan proses produksi enzim pada media basal. Selanjutnya proses hidrolisis secara enzimatis rumput laut selama dua jam. Hasilnya diperoleh berupa ekstrak semi murni enzim selulase, semi refined carrageenan (karaginan semi murni) dan ekstrak pigmen fikoeritrin. (IRM/ris)