Terancam Punah, Mahasiswa IPB University Teliti Durian Mas

Buah durian dikenal masyarakat luas sebagai “Raja Buah”. Selain memiliki harum yang memikat, buah tropis ini juga memiliki daging dengan rasa yang manis dan legit. Durian merupakan salah satu komoditas unggulan yang ada di daerah Rancamaya Kota Bogor. Durian Rancamaya atau biasa dikenal sebagai Durian Mas adalah salah satu jenis durian yang diakui sebagai varietas unggul. Karateristik buahnya antara lain berduri runcing rapat, daging buah berwarna kuning menyala, daging buah yang beraroma harum serta berserat halus dengan rasa yang sangat manis. Keunggulan tersebut menjadikan daerah Rancamaya menjadi sentra penghasil durian yang terkenal di Kota Bogor.
Melihat potensi tersebut, mahasiswa IPB University melakukan penelitian Valuasi Nilai Ekstensi terhadap Kepunahan Durian Rancamaya dengan Pendekatan Contingent Valuation Method. Penelitian ini lolos didanai oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Sosial Humaniora (PKM – PSH). Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University. Tim ini terdiri dari Resi Eliani, Pandu Arfendo Pratama dan Mutiara Yudha Imani yang dibimbing oleh Ir Nindyantoro, M.Sp.
“Durian Rancamaya bagi saya istimewa, cita rasa yang dimiliki akan berbeda jika ditanam pada tanah yang bukan daerah Rancamaya. Selain itu, ukuran buah durian yang tidak terlalu besar namun memiliki aroma yang kuat dan rasa yang nikmat menjadikan banyak konsumen menginginkan durian ini,” sebut Resi.
Seiring perkembangan zaman, pembangunan pesat di bidang permukiman, perkantoran, dan jaringan jalan disertai pertumbuhan penduduk di era globalisasi mengancam kelestarian durian sebagai tanaman hortikultura unggul khas Bogor, khususnya di Rancamaya.
Pohon durian mencapai produksi terbaiknya jika penanaman dilakukan pada ketinggian 400-600 m di atas permukaan laut. Tanaman ini menyukai daerah yang beriklim basah atau yang memiliki curah hujan tinggi. Hal ini tentu membuat tanaman durian sangat cocok ditanam di Kota Bogor, khususnya Rancamaya. Namun, dengan fenomena alih fungsi lahan yang saat ini terus berlangsung, durian Rancamaya akan kehilangan habitat terbaik untuk tumbuh sehingga diperlukan suatu upaya pelestarian durian Rancamaya agar manfaat yang diperoleh baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan dari durian tidak hilang.
Resi menambahkan, sebagian besar warga bergantung pada jualan durian Rancamaya, namun kesadaran untuk menanam durian masih sangat minim. Banyak warga yang memilih menjadi penjual dibandingkan menjadi petani dikarenakan berbagai kendala dan kepentingan. Jika durian tidak punah dan dilestarikan tentu akan berdampak besar bagi warga Rancamaya karena rata-rata pendapatan warga sekitar masih rendah.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar masyarakat bersedia untuk membayar dan berpartisipasi untuk kelestarian durian Rancamaya agar tidak punah. Besaran biaya kontribusi ini sekiranya Rp 75.800 per penduduk per tahunnya. Masyarakat juga memiliki keinginan untuk menanam Durian Rancamaya namun tidak memiliki lahan pribadi. Tingkat antusiasme masyarakat dalam menjual durian saat musim pun masih tinggi.
“Harapan kami, pemerintah daerah dan pusat dapat mendukung kelestarian durian Rancamaya melalui pengembangan Kelurahan Rancamaya sebagai daerah agrowisata sehingga dapat mendorong perekonomian masyarakat Rancamaya. Selain itu, sertifikasi durian perlu dilakukan agar durian Rancamaya dapat diperbanyak agar tetap lestari,” pungkasnya. (FI/Zul)