Dorong Ekonomi Desa, Mahasiswa IPB University Kaji Pembangunan Lapangan Sepak Bola Internasional

Dorong Ekonomi Desa, Mahasiswa IPB University Kaji Pembangunan Lapangan Sepak Bola Internasional

dorong-ekonomi-desa-mahasiswa-ipb-university-kaji-pembangunan-lapangan-sepak-bola-internasional-news
Riset

Mahasiswa IPB University melakukan penelitian tentang Business Model Canvas (BMC) dari pembangunan lapangan sepak bola berstandar internasional sebagai unit bisnis Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Sakti Lodaya Desa Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat. Penelitian ini lolos didanai dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Penelitian Sosial Humaniora (PSH). Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Departemen Agribisnis dan Sekolah Bisnis IPB University. Tim terdiri dari Aulia Dina Wahidah, Gentur Ngudiharjo dan Maria Jacklyn yang dibimbing oleh Dr Yusalina, M.Si. 

Aulia menyampaikan, alasan tim PKM ini tertarik untuk meneliti pembangunan lapangan sepakbola dikarenakan pada umumnya unit bisnis BUMDesa berupa produk makanan dan minuman, kerajinan, atau hasil pertanian desa. Namun, berbeda dengan BUMDesa Sakti Lodaya di Desa Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat, yang membangun lapangan sepak bola berstandar internasional sebagai unit bisnisnya. 

Motif dibangunnya Lapangan Sakti Lodaya adalah sebagai unit usaha desa yang mampu menjadi penopang pembangunan desa. Keputusan untuk membangun Lapangan Sakti Lodaya tidak hanya sebagai ikon Desa Cisayong, melainkan juga sebagai bentuk pemanfaatan dana desa yang berkelanjutan dengan harapan dana desa mampu dikelola dengan baik dan memberikan dampak keuntungan baik itu sosial maupun finansial bagi warga desa. 

Lapangan yang sudah mulai beroperasi sejak tahun 2018 ini sudah beberapa kali disewa untuk dijadikan lapangan bertanding bagi klub sepakbola desa maupun klub lokal skala nasional seperti Persija dan Persib. Bahkan, turnamen U14 se-Jawa Barat tanggal 30 Juni 2019 pun menggunakan lapangan sepak bola Cisayong sebagai salah satu arenanya.  

“Dampak dari pembangunan Lapangan Sakti Lodaya mulai terlihat. Hal ini ditandai dari mulai beroperasinya kios alat olahraga, toko oleh-oleh, dan usaha rumah makan yang didirikan oleh warga Desa Cisayong. Untuk jasa penginapan, BUMDesa Sakti Lodaya Desa Cisayong bekerja sama dengan warga Desa Cisayong untuk menyewakan rumahnya sebagai penginapan atlet sehingga nuansa desa pun semakin terasa. Tentunya dalam pengelolaan lapangan sepak bola tersebut menghadapi berbagai permasalahan karena sebagai unit bisnis yang unik perlu menerapkan strategi bisnis yang tepat,” tambah Aulia. 

Berdasarkan hasil riset, tim PKM ini menawarkan beberapa strategi kepada pengelola berupa pengembangan pemasaran melalui platform-platform online seperti influencer marketing dengan ambassador serta melalui konten-konten video promosi. Selain itu, pengelola juga perlu melakukan kategorisasi harga untuk warga lokal dan klub-klub luar daerah Tasikmalaya. Pengaktifan kartu membership juga dirasa dapat menjadi strategi untuk menjaga agar ada keberlanjutan dari penyewaan lapangan sepakbola dari klub yang bergabung menjadi anggota. 

“Kami juga menyarankan BUMDesa Sakti Lodaya dapat bekerjasama dengan Kemenpora, Disparpora, BUMN, Kementerian Pariwisata ataupun perusahaan swasta baik dalam pendanaan maupun promosi, jadi jika di masa yang akan datang diadakan turnamen dapat menggunakan lapangan ini. Dengan adanya event, pendapatan masyarakat sekitar pun dapat bertambah. Bagi kami, ide bisnis ini sangat unik dan patut untuk dijadikan contoh karena bagaimana dana desa digunakan untuk bisnis berkelanjutan dan membuat desa menjadi lebih mandiri. Semoga bisnis BUMDesa ini bisa menjaga konsumennya. Rencananya juga akan ada tribun penonton, agar semakin ramai dan menambah pemasukan bisnis lapangan sepakbola itu sendiri,” pungkas Aulia. (FI/Zul)