SMURF, Aplikasi untuk Deteksi Kematangan Buah Jeruk Karya Mahasiswa IPB University

SMURF, Aplikasi untuk Deteksi Kematangan Buah Jeruk Karya Mahasiswa IPB University

smurf-aplikasi-untuk-deteksi-kematangan-buah-jeruk-karya-mahasiswa-ipb-university-news
Riset

SMURF merupakan alat pendeteksi kematangan buah jeruk yang bersifat portable (dapat dipakai kapanpun dan dimanapun) dan up to date. SMURF merupakan karya mahasiswa IPB University dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta). SMURF dibuat oleh  Zhafran Ady Nugroho, Hari Wisesa dan Krisetya Febriandi Salomo dalam Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) dengan dibimbing oleh Dr. Ir. Slamet Widodo. SMURF merupakan singkatan dari Smart Ultra-violet Fluorescence.

SMURF dapat berinteraksi langsung dengan smartphone sehingga memudahkan bagi penggunanya. Jika dibandingkan dengan pendeteksi kematangan buah yang sudah ada, tentu bentuknya juga lebih praktis dan mudah penggunaannya. Bentuk SMURF seperti pistol atau gun agar mudah saat digunakan.

“Prinsip mekanisme SMURF adalah dengan menangkap panjang gelombang yang dipancarkan oleh jeruk setelah ditembak oleh sinar LED UV lalu ditangkap oleh spectrometer. Data yang didapatkan kemudian diolah dengan persamaan yang telah dibuat sehingga dapat mendeteksi grade buah jeruk tersebut dengan menampilkan datanya melalui smartphone,” tutur Zhafran Ady Nugroho, Ketua Tim PKM-KC ini.

Lebih lanjut Zhafran mengatakan aplikasi ini dibuat karena banyaknya buah jeruk yang dijual di pasaran tanpa adanya pemisahan kualitas atau grade berdasarkan kematangan atau kemanisan. Serta belum ada teknologi yang dapat digunakan oleh petani untuk memilah buah jeruk berkualitas dan sesuai keinginan pasar.

Dengan SMURF petani lebih mudah memanen buah jeruk dan mensortasi berdasar kualitas. Selain itu, SMURF juga bisa digunakan oleh konsumen saat memilih buah jeruk di pasar.

“Alat serupa kami ketahui sudah ada di pasar, akan tetapi harganya sangat mahal dan pakai Near-Infrared (NIR), sedangkan SMURF menggunakan spektrometer dengan keunggulan tetap akurat tetapi lebih murah,” ujarnya.

Zhafran berharap alat ini nantinya bisa digunakan petani buah jeruk saat mensortasi buah jeruk yang ingin dipasarkan sehingga kualitas buah jeruk yang dijual akan sesuai permintaan pasar. Zhafran melihat masyarakat masih menggunakan cara tradisional untuk mendeteksi kematangan buah jeruk. Yakni dengan melihat warna dan juga tekstur dari jeruk yang ingin dibeli. “Cara ini tentu tidak akurat untuk mendeteksi kematangan buah secara benar,” imbuhnya. (dh/Zul)