Mahasiswa IPB Ciptakan Lampu Penerangan Jalan dari Limbah Karet
Limbah cair industri karet seringkali menjadi permasalahan bagi masyarakat sekitar daerah industri. Limbah cair industri karet yang merupakan bekas cucian karet dibuang langsung ke lingkungan sekitar dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Bau itu muncul karena adanya proses penguraian bahan organik oleh bakteri atau mikroba yang terdapat di dalam bahan olahan karet (bokar). Hal tersebut juga menyebabkan pencemaran udara yang sangat mengganggu warga sekitar untuk mendapatkan kualitas udara bersih.
Solusi mengatasi hal ini ditawarkan sejumlah mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian (TMB Fateta IPB) yang terdiri dari Heksa Julian Satria Darmawan, Affan Afrizal Gani, dan Hari Agung Pratama. Mereka mengolah limbah tersebut menjadi energi pembangkit listrik dengan teknologi Microbial Fuel Cell (MFC) yang digunakan untuk menghidupkan lampu Light Emitting Diode (LED) penerangan jalan sekitar daerah industri karet.
“Alat yang kami buat dinamai dengan GLOWER merupakan kependekan dari Gurza Lump Power sesuai dengan mekanisme kerja alat ini yang memanfaatkan limbah Cucian Getah Karet (Lump) sebagai substrat organiknya. Menggunakan sistem Mikrobial Fuel Cell (MFC) yang mengubah limbah cair industri karet menjadi listrik. Bahannya dari substrat limbah cair karet. Output-nya berupa lampu penerangan jalan,” ujar Ketua Tim, Heksa Julian Satria Darmawan.
“Teknologi ini sudah ada sejak lama dan masih terus dikembangkan hingga saat ini. MFC memanfaatkan metabolisme bakteri yang menghasilkan ion sebagai sarana membangkitkan energi. Energi yang dibangkitkan di sini adalah energi listrik. Kemudian, kami kembangkan saja penggunaannya untuk mengatasi permasalahan limbah cair karet,” tutur salah satu anggota tim, Affan Afrizal Gani.
Karya ini dituangkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta dengan judul “GLOWER : Waste Power-Lamp dengan Sistem MFC Sebagai Solusi Pemanfaatan Limbah Cair Industri Karet” di bawah bimbingan Lilis Sucahyo, S.TP, M.Si.
“Kami memanfaatkan dua bakteri dari limbah cair karet yaitu Escherichia colli dan Shewanella sp dengan sistem MFC. Ketika bakteri tersebut mendegradasikan substrat organik, maka dapat menghasilkan elektron. Elektron inilah yang kami panen menggunakan katoda karbon dan anoda grafit. Kemudian, elektron dialirkan melalui rangkaian regulator daya, kemudian menghidupkan lampu LED untuk penerangan jalan daerah sekitar industri karet. Lampu LED kami pilih karena lebih efisien dalam memancarkan cahaya serta sesuai dengan tegangan yang dihasilkan oleh GLOWER yang kami buat,” jelas Heksa.
“Pengembangan selanjutnya dilakukan dengan membuat mekanisme penyimpanan energi menggunakan baterai yang bersumber dari MFC. Sebenarnya masih banyak pengembangan dari karya yang kami buat. Setelah berdiskusi dengan dosen pembimbing ternyata ion yang dihasilkan dari metabolisme bakteri ini dapat menghasil gas metanogen yang dapat digunakan untuk pembuatan biogas,” ungkap salah satu anggota tim, Affan Afrizal Gani.
Penelitian tentang pengembangan energi terbarukan di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Banyak potensi yang bisa dikembangkan berkaitan dengan renewable energy. Contohnya substrat organik yang dimanfaatkan oleh tim ini sebagai pembangkit listrik untuk pembuatan lampu penerangan jalan.
Indonesia terkenal sebagai negara agraris dengan hasil pertanian yang melimpah. Biomassa dari hasil pertanian yang dipakai secara umum hanya sebagian untuk kebutuhan primer. Contohnya hasil panen jagung yang hanya dimanfaatkan jagungnya sedangkan bagian lainnya dibuang begitu saja. Hal tersebut menunjukkan bahwa biomassa di Indonesia belum dimanfaatkan dengan sepenuhnya. Sehingga, penelitian tim ini menunjukkan eksistensi IPB sebagai perguruan tinggi yang terus berinovasi untuk menghasilkan karya dari limbah yang tidak terpakai menjadi suatu karya yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat luas (AD/ris).