Mahasiswa IPB Uji Keaslian Kerupuk Udang dengan DNA Barcoding

Mahasiswa IPB Uji Keaslian Kerupuk Udang dengan DNA Barcoding

mahasiswa-ipb-uji-keaslian-kerupuk-udang-dengan-dna-barcoding-news
Riset

Udang merupakan salah satu hasil perikanan Indonesia yang menjadi komoditi ekspor. Salah satu produk olahan udang yang diekspor adalah kerupuk udang dengan pasar ekspor di 30 negara di Asia, Afrika, Australia, dan Amerika. Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menuntut adanya peningkatan mekanisme penjagaan kualitas dan mutu dari produk perikanan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah autentifikasi pada produk perikanan.

Hal inilah yang mendasari Yoghi Ajitama, Mahasiswa Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melakukan penelitian yaitu mengautentifikasi produk kerupuk udang untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam menghadapi MEA.

Judul penelitiannya adalah Autentifikasi Kerupuk Udang dengan Metode DNA Barcoding. Penelitian tersebut dilakukan atas bimbingan Dr Mala Nurilmala dan Dr Ir Agoes M Jacoeb.

“Autentifikasi sangat penting dilakukan, karena identifikasi secara morfologi saja tidak dapat dilakukan pada produk kerupuk udang yang telah mengalami proses pengolahan dan penambahan bahan lain,” ungkap Yoghi.

Menurut Yoghi, tidak berjalannya mekanisme autentifikasi akan memicu terjadinya pemalsuan pada produk kerupuk udang. Autentifikasi diperlukan untuk meyakinkan konsumen tentang keakuratan pelabelan pada produk pangan, karena perbedaan spesies dapat memiliki selisih nilai ekonomi yang tinggi.

Yoghi melakukan penelitian ini dengan metode DNA barcoding menggunakan DNA mitokondria (mtDNA).

“Metode ini baik dalam mengautentifikasi produk pangan olahan, karena sifat DNA tetap stabil setelah mengalami proses pengolahan pangan. DNA mitokondria juga mengalami evolusi yang lebih cepat sehingga lebih efektif untuk identifikasi interspesies yang berdekatan,” jelasnya.

Hasil analisis BLAST menunjukkan dari 14 sampel kerupuk udang, ada 8 sampel teridentifikasi menggunakan udang dalam bahan kerupuk, 1 sampel teridentifikasi menggunakan ikan barakuda ekor kuning dan 5 sampel diduga tidak menggunakan udang maupun ikan.

Yoghi berharap autentifikasi ini dapat dilakukan pada produk olahan lain selain kerupuk. “Saya berharap hasil penelitian ini juga dapat diintegrasikan dengan regulasi sertifikasi industri pengolahan pangan sehingga lebih mudah untuk diaplikasikan,” tutupnya. (NIRS/Zul)