Mahasiswa IPB Manfaatkan Sagu untuk Jaga Kesegaran Buah Potong

Mahasiswa IPB Manfaatkan Sagu untuk Jaga Kesegaran Buah Potong

mahasiswa-ipb-manfaatkan-sagu-untuk-jaga-kesegaran-buah-potong-news
Riset

Potensi komoditas pertanian yang melimpah merupakan anugerah di bumi pertiwi ini. Namun tidak semua keberlimpahan komoditas tersebut selamat dengan baik ke tangan konsumen, terutama buah dan sayur klimakterik yang akan terus mengalami respirasi dan pembentukan etilen sehingga cepat layu.

Oleh karena itu perlu dilakukan upaya penghambatan proses pelayuan pada komoditas segar tersebut. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan coating film, yaitu lapisan tipis yang membungkus suatu bahan pangan yang berfungsi untuk memperbaiki kualitas suatu produk, memperpanjang masa simpan, dan menghambat perpindahan air.

Bahan yang mendukung dalam pembuatan coating film adalah polisakarida dari pati, karena selain murah dan aman dikonsumsi, pati juga memiliki sifat permeabilitas oksigen dan uap air yang rendah. Pati sagu merupakan salah satu jenis pati yang melimpah di Indonesia dan pemanfaatannya juga belum optimal, sehingga sangat potensial dibuat coating film. Namun, kelemahan dari pati sagu alami adalah sifat hidrofilik sehingga membuat sifat mekanik dari coating film yang dihasilkan kurang baik.

Berangkat dari persoalan tersebut, Dyah Ayu Larasati, Mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA), Institut Pertanian IPB (IPB) mencoba melakukan upaya modifikasi pati sagu alami untuk menghasilkan coating film yang lebih baik dengan mencampurnya dengan asam sitrat, bahan pengisi (filler), dan gliserol.

Perempuan yang biasa disapa Ayu, mengusung judul penelitiannya yaitu “Sifat Fisik Mekanik Coating Film Berbasis Pati Sagu (Metroxylon sp.) Ikat Silang Asam Sitrat dibawah bimbingan Dr. Indah Yuliasih dan Dr. Titi Candra Sunarti.

Pemilihan asam sitrat untuk modifikasi pati sagu sebagai agen ikat silang karena memiliki gugus karboksil yang dapat berikatan dengan gugus aktif pati yaitu gugus hidroksil (OH) sehingga membentuk struktur multi-karboksil.

“Nah untuk menghasilkan coating film dengan struktur yang kompak, Ayu memberikan tambahan bahan pengisi (filler) yang berasal dari polisakarida, yaitu CMC (carboxymethyl cellulose) dan kitosan. Selain itu, penambahan gliserol sebagai bahan pemlastis untuk memperbaiki sifat coating film berbasis pati sagu ikat silang untuk semakin memperbaiki sifat fisik mekaniknya,” ujarnya.

Berdasarkan hasil temuannya, Ayu menyimpulkan bahwa pati sitrat dengan konsentrasi 2,5%, dan penambahan CMC 5-10%, kitosan 50-100%, dan konsentrasi gliserolnya sebanyak 80% mampu membentuk film dengan kekuatan mekanik yang baik.

Hebatnya lagi, film yang disimpan pada suhu 40oC kuat tariknya lebih tinggi dan elongasinya meningkat hingga minggu keenam. Lebih lanjut, Ayu menyampaikan bahwa pati sitrat yang dihasilkan sudah diaplikasikan pada buah apel kupas dan bisa bertahan hingga 2 minggu tanpa browning (pencoklatan).Saat ini pati sitrat temuan Ayu tersebut, sudah diproduksi atas permintaan salah satu perusahaan swasta.

“Semua penelitian yang bermula di laboratorium jangan hanya berhenti di laboratorium saja. Harus bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di lapangan”, harap Ayu. “Contohnya, coating film selama ini selalu diimpor, padahal hasil temuan penelitian kita, kualitasnya tidak jauh beda, belum lagi cost-nya lebih murah”, tandasnya. (NA/Zul)