Mahasiswa IPB Temukan Bahan Alternatif Pengendali Penyakit Antraknosa pada Cabai

Mahasiswa IPB Temukan Bahan Alternatif Pengendali Penyakit Antraknosa pada Cabai

mahasiswa-ipb-temukan-bahan-alternatif-pengendali-penyakit-antraknosa-pada-cabai-news
Riset

Cabai adalah salah satu tanaman perdu yang berasal dari famili terung-terungan. Beberapa jenis cabai yang telah dikenal seperti cabai besar dan cabai rawit. Cabai mengandung vitamin A dan C, riboflavin dan thiamin. Cabai selain dikonsumsi sebagai campuran masakan, juga bisa diawetkan dalam bentuk sambal, saus, pasta acar dan buah kering.

Masalah yang biasa dihadapi oleh para petani cabai di Indonesia dalam proses produksi yaitu adanya hama dan penyakit. Hal ini akan berdampak buruk pada hasil panen yang diperoleh. Penyakit yang umumnya terjadi pada tanaman cabai disebabkan oleh bakteri, cendawan, nematoda dan virus. Antraknosa adalah salah satu penyakit yang paling sering ditemukan di setiap areal tanaman cabai.

Saat ini pengendalian penyakit antraknosa masih bertumpu pada penggunaan fungisida sintetik. Belum ada bahan alternatif lain untuk mengganti penggunaan fungisida sintetik tersebut. Hal inilah yang mendasari Andi Prasetyo, mahasiswa Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian (Faperta) Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan penelitian untuk menggunakan bahan alternatif lain yaitu Kitosan dalam mengendalikan penyakit antraknosa pada tanaman cabai.

Kitosan adalah polisakarida yang berasal dari limbah kulit/cangkang Crustacea. Kitosan dapat merangsang respons ketahanan tanaman terhadap infeksi patogen.  Kitosan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk bubuk. Konsentrasi kitosan yang digunakan adalah 1 persen (%) dalam bentuk larutan. Terdapat tiga perlakuan yang digunakan yaitu konvensional (pembanding), kitosan dengan aplikasi siram pada tanah dan kitosan dengan aplikasi semprot.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kitosan dengan konsentrasi 1% dan perlakuan konvensional yang menggunakan fungisida sintetik mampu menekan terjadinya penyakit antraknosa di lapangan. Meskipun menunjukkan hasil yang sama, setidaknya penggunaan kitosan dapat menjadi alternatif sebagai pengganti penggunaan fungisida sintetik.

Perlakuan kitosan dengan aplikasi semprot memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan perlakuan konvensional, sehingga dapat dikatakan cukup efektif dalam mengendalikan penyakit antraknosa pada cabai.

Keuntungan dari penggunaan kitosan ini adalah tidak meninggalkan residu pada tanaman cabai, lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan menggunakan fungisida sintetik. Selain itu, biaya yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan dengan menggunakan fungisida sintetik. (FY/NM)