Dosen IPB Tambahkan Minyak Ikan pada Pakan untuk Pertumbuhan Sidat.

Dosen IPB Tambahkan Minyak Ikan pada Pakan untuk Pertumbuhan Sidat.

dosen-ipb-tambahkan-minyak-ikan-pada-pakan-untuk-pertumbuhan-sidat-news
Riset

Permasalahan utama budidaya ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor) ialah pertumbuhannya lambat dan konversi pakan yang tinggi. Saat penelitian tentang kebutuhan nutrisi ikan sidat dan peranan asam lemak terhadap pertumbuhannya masih terbatas. Oleh karenanya perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan kadar lemak yang tepat dalam pakan dengan cara menambahkan minyak ikan untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan dan komposisi asam lemak ikan. Salah satu sumber asam lemak esensial yakni minyak ikan yang berperan penting dalam kegiatan metabolisme.

Tiga peneliti yaitu Nur Bambang Priyo Utomo dari Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (FPIK IPB), Retno Cahya Mukti dari Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya dan Ridwan Affandi dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK IPB, melakukan sebuah penelitian untuk menguji pengaruh penambahan minyak ikan terhadap pertumbuhan dan komposisi asam lemak ikan sidat.

Dalam percobaannya peneliti ini menggunakan ikan sidat dengan bobot 9,90 gram yang dipelihara dalam akuarium dengan volume 120 liter dengan padat tebar 1 gram per liter, pemeliharaan dilakukan selama 40 hari. Penelitian ini terdiri atas empat perlakuan penambahan minyak ikan pada pakan yaitu sebesar 0 persen, 5 persen, 10 persen, dan 15 persen. Semua perlakuan terdiri atas tiga ulangan. Pakan yang diberikan sebanyak 3 persen dari biomassa (bobot keseluruhan ikan) ikan dan diberikan pakan tersebut sebanyak empat kali sehari yaitu pukul 06.00, 11.00, 16.00 dan 21.00.

“Pakan buatan yang kita digunakan adalah pakan ikan kerapu yang mengandung protein 43 persen dan lemak 9 persen. Pakan buatan terlebih dahulu ditepungkan kemudian ditambahkan minyak ikan dengan kadar yang berbeda. Minyak ikan tersebut ditambahkan dalam 1 kilogram pakan buatan yang ditepungkan. Kemudian pakan dicetak dan dilakukan analisis proksimat pakan,” tutur Bambang.

Dari hasil percobaannya peneliti ini menemukan bahwa penambahan minyak ikan dalam pakan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan spesifik/spesific growth rate(0,88– 1,36 persen), efisiensi pakan (30,18–48,53 persen), retensi protein (14,57–20,24 persen), retensi lemak (16,77–52,49 persen), retensi energi (12,38–20,10 persen), dan indeks hepatosomatik (1,72–2,72persen). Dengan nilai pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan, retensi protein dan retensi energi tertinggi pada perlakuan penambahan minyak  ikan sebanyak lima persen.

“Biomassa ikan pada masing-masing perlakuan mengalami kenaikan selama percobaan. Hal ini menunjukkan bahwa pakan yang telah diberikan selama percobaan telah melebihi kebutuhan standar tubuh (maintenance), sehingga kelebihannya dapat dialokasikan untuk membangun tubuh sebagai bentuk pertumbuhan. Kebutuhan energi untuk maintenance harus terpenuhi dahulu sebelum terjadinya pertumbuhan,” ujarnya.

Sementara pada sintasan (kelangsungan hidup) ikan sidat tidak menunjukkan adanya perbedaan yaitu 100 persen. Pada komposisi asam lemak dihasilkan total komposisi asam lemak tidak jenuh 30,91– 40,95 persen, asam lemak n-3 6,10–8,19 persen, dan asam lemak n-6 6,18–8,19 persen. Dengan demikian, peneliti ini menyimpulkan bahwa penambahan minyak ikan dalam pakan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor dapat dilakukan sampai dengan 5 persen (kadar lemak pakan 13 persen). (IRM/ris)