Mahasiswa IPB: Teliti Kolagen pada Kulit Ikan Kakap Putih

Mahasiswa IPB: Teliti Kolagen pada Kulit Ikan Kakap Putih

mahasiswa-ipb-teliti-kolagen-pada-kulit-ikan-kakap-putih-news
Riset

Kolagen memegang peran penting dalam industri biomedis, farmasi, makanan, dan kosmetik. Fungsinya secara biologis dapat dirasakan yakni pada pembentukan jaringan dan organ serta terlibat dalam pembelahan, pertahanan, diferensiasi sel. Dalam bidang farmasi, kolagen banyak digunakan untuk implantasi, pengobatan kanker, dan penghantar obat.

Namun, ekstraksi kolagen secara kimiawi hanya dapat dilakukan untuk bahan baku yang memiliki sedikit ikatan silang misalnya kulit babi dan kulit ikan. Menurut Reny Hardiyanti, mahasiswa Departemen Teknologi Hasil Perairan (FPIK), Institut Pertanian Bogor (IPB),  ekstraksi secara enzimatis (biasanya menggunakan enzim pepsin) memiliki kelemahan karena pepsin komersial yang beredar di pasaran berasal dari babi sehingga tidak dapat digunakan oleh umat muslim berkaitan dengan kehalalannya. Sedangkan enzim pepsin yang berasal dari sapi sulit dicari dan mahal.

Hal ini-lah yang membuatnya tergerak untuk mencari alternatif lain dalam proses ekstraksi kolagen dengan melakukan penelitian yang berjudul “Optimasi Ekstraksi dan Karakterisasi Kolagen dari kulit Ikan Kakap Putih (Lates calcalifer)” di bawah bimbingan Dr Dra Pipih Suptijah, MBA dan Dr Ir Agoes M Jacoeb, Dipl-Biol.

“Ekstraksi kolagen yang saat ini banyak dilakukan adalah metode enzim dan metode asam. Namun metode ini memiliki beberapa kelemahan seperti membutuhkan waktu yang lama, bahan kimia yang banyak sehingga menyebabkan biaya produksi yang tinggi,” terang Reny.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, kolagen yang bersumber dari kulit dan tulang ikan memiliki struktur molekul yang lebih kecil dibandingkan dengan kolagen yang terbuat dari sapi atau babi sehingga lebih mudah untuk diserap.

“Ironisnya, limbah yang dihasilkan pada saat pengolahan ikan dapat mencapai 20-60 persen dari bahan baku serta limbah berupa kulit dan tulang ikan sendiri mengandung kolagen yang tinggi mencapai 30 persen,” tambahnya.

Dalam penelitiannya, Reny menggunakan metode hidro-ekstraksi yang sebelumnya diduga merupakan metode ekstraksi yang memiliki keuntungan dalam menghasilkan kolagen dengan dengan waktu yang relatif cepat dan rendemen yang lebih banyak.

“Dari hasil penelitian saya, kolagen terdapat pada bagian stratum compactum, perimisium dan epimisium. Pada ekstraksi kulit ikan kakap putih, kombinasi perlakuan terbaik adalah ketika NaOH 0,05 M selama 8 jam dengan rendemen kolagen yang sebesar 13,87% dengan karakteristik komposisi asam amino yang dominan yaitu glisin, prolina, asam glutamat. Kandungan kolagen yang saya temukan ada pada amida I dan III yang memiliki struktur triple heliks,” tutup Reny. (SM/Zul)