Peneliti IPB Manfaatkan Akar Wangi untuk Olah Limbah Industri Tahu
Kegiatan industri tahu di Indonesia didominasi oleh industri rumah tangga, dan sebagian besar industri ini tidak memiliki unit pengolahan limbah. Selama ini, umumnya hampir semua pabrik tahu tidak melakukan pengelolaan limbah dengan baik. Limbah padat biasanya digunakan sebagai bahan pakan ternak, sementara limbah cair umumnya dibuang. Pembuangan limbah cair secara langsung ke badan perairan umum sangat mengganggu keseimbangan ekosistem lingkungan perairan.
Melihat fenomena ini, tim peneliti dari Manajemen Sumberdaya Perairan Institut Pertanian Bogor (IPB), yaitu Romi Seroja, Dr. Hefni Effendi, M.phil, dan Dr. Sigid Hariyadi, M.Sc melakukan riset untuk menanggulanginya, yakni dengan menggunakan akar wangi (Vetiveria zizanioides) dan zeliac sebagai fitoremediasi untuk pengolahan limbah cair industri tahu.
Menurut Dr. Hefni Effendi M.phil, limbah cair tahu mengandung zat organik dan zat tersuspensi. Kedua zat tersebut dapat mempengaruhi kualitas perairan yang buruk. Misalnya meningkatnya kekeruhan air, tingginya kandungan bahan organik, pesatnya pertumbuhan mikroba di perairan yang mengakibatkan kadar oksigen di perairan menurun, serta timbulnya bau busuk akibat bahan organik terurai dalam kondisi anaerobik. Maka, diperlukan metode pengolahan yang efektif, murah, dan efisien dalam pengolahan limbah cair industri tahu ini.
“Fitoremediasi merupakan cara menghilangkan atau mereduksi bahan pencemar dengan menggunakan tanaman tertentu bekerjasama dengan mikroorganisme dalam media (tanah dan air)” ujarnya.
Romi, salah satu peneliti memaparkan bahwa akar wangi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pengelolaan lingkungan yang tercemar bahan berbahaya, seperti logam berat, limbah cair organik, limbah antibiotik dan Palm oil mill effluent (POME). Selain itu, akar wangi juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi, yakni sebagai bahan baku kerajinan unik, obat-obatan, bahan baku kosmetik dan parfum. Sementara zeliac sendiri merupakan adsorben baru yang terdiri dari campuran dari zeolit, karbon aktif, kapur, abu sekam padi, dan semen portland.
“Berdasarkan hasil penelitian ini, akar wangi dan zeliac dapat menurunkan chemical oxygen demand hingga 76%, biochemical oxygen demand 71,78%, total padatan terlarut 75,28%, kekeruhan 84,31%, dan peningkatan oksigen terlarut 7,1 serta pH 7,8” ungkapnya. (HSCW/Zul)