Peneliti IPB Dorong Kelompok Tani Bogor Galakkan Toga di Pekarangan
Tanaman obat keluarga (Toga) merupakan upaya untuk meningkatkan pemanfaatan tanaman berkhasiat obat. Selain sebagai sarana menjaga kesehatan masyarakat, Toga berfungsi sebagai sarana penghijauan, pelestarian alam, memperbaiki gizi, pemerataan pendapatan, penyebaran gerakan penghijauan dan keindahan pekarangan atau lingkungan.
Penelitian yang dilakukan Mirza, Siti Amanah dan Dwi Sadono dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (FEMA-IPB) terkait dinamika kelompok tani dalam mendukung keberlanjutan usaha tanaman obat keluarga di Kabupaten Bogor.
Penelitian yang dilaksanakan di Kabupaten Bogor yaitu Desa Babakan Kecamatan Dramaga dan Desa Benteng, Kecamatan Ciampea. Penelitian lapang dilakukan selama tiga bulan mulai Agustus sampai dengan Oktober 2016.
Hasil penelitian menunjukkan, kelompok wanita tani Toga cukup dinamis meliputi aspek struktur, suasana dan kepemimpinan. Di samping faktor-faktor yang berhubungan dengan keberlanjutan usaha tanaman obat keluarga diantaranya tingkat pendapatan keluarga, intensitas penyuluhan dan pengaruhnya terhadap aspek sosial dan ekonomi.
Siti Amanah mengatakan, penggunaan obat tradisional di negara yang sedang berkembang maupun negara maju cenderung terus meningkat seiring dengan slogan back to nature. Ada dua aspek penting yakni aspek medik terkait dengan penggunaannya yang luas di seluruh dunia dan aspek ekonomi terkait dengan terciptanya nilai tambah ekonomi yang bermanfaat bagi umat manusia. “Oleh karena itu, keberlanjutan usaha Toga baik aspek ekonomi, ekologi dan sosial perlu ditingkatkan melalui kelompok wanita tani dengan meningkatkan dinamika kelompok,” tuturnya.
“Kelompok Wanita Tani atau yang sering disingkat KWT, salah satu bentuk kelembagaan petani yang anggotanya terdiri dari para wanita-wanita yang berkecimpung dalam kegiatan pertanian,” katanya.
Ia menambahkan, dalam mendukung keberhasilan pembangunan pertanian yang berkelanjutan, khususnya tanaman obat keluarga, maka setiap kelompok tani memiliki empat fungsi yaitu sebagai unit belajar, kerjasama produksi, dan bisnis. Jika keempat fungsi tersebut telah berjalan baik, diharapkan kelompok wanita tani menjadi kelompok usaha yang produktif dan berkelanjutan secara ekonomi, ekologi dan sosial.(AT/ris)