Cajuput Candy untuk Menghambat Pertumbuhan Candida Albicans
Bagi sebagian orang mungkin masih merasa asing ketika mendengar permen minyak kayu putih atau Cajuput Candy. Permen yang memanfaatkan khasiat minyak kayu putih ini merupakan salah satu penemuan guru besar Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) yaitu Prof. Dr. C. Hanny Wijaya. Permen ini dapat dijumpai di berbagai gerai yang dikelola oleh IPB. Bahkan produk ini telah menjadi souvenir khas IPB.
Prof. Hanny terus melakukan pengembangan produk. Bersama A. Fieki Rachmatillah (IPB) dan Boy Bachtiar (Universitas Indonesia), Ia melakukan penelitianlebih lanjut terkait khasiat dari permen kayu putih ini. Judul risetnya adalah “Penghambatan Cajuput Candy terhadap Viabilitas Khamir Candida Albicans secara In Vitro”.
Candida albicans merupakan floral normal usus, hidup komensial dalam rongga mulut dan saluran pencernaan. Keberadaan c.albicans menyebabkan infeksi yang akhirnya menyebabkan sariawan. Kondisi tubuh yang lemah, keadaan seseorang yang buruk, penyakit tertentu dan kehamilan dapat menjadi faktor yang memicu adanya infeksi jamur candida (kandidosis).
Permen yang terbuat dari campuran minyak atsiri kayu (dipasok dari Pulau Buru), Pappermint (Brataco Chemical LTD.), air, sirup glukosa, dan sukrosa ini diduga memiliki aktivitas yang dapat menghambat aktivitas mikroba.
Penelitian dengan menggunakan permen kayu putih yang diencerkan dengan bervariasi konsentrasi campuran minyak kayu putih dan air serta peppermint dan air menunjukan hasil, bahwa permen kayu putih yang telah diberikan minyak kayu putih encer (konsentrasi 0,7%) dapat membentuk sebuah lapisan yang dapat menghambat pertumbuhan c.albicans secara in vitro (skala laboratorium). Akan tetapi pemberian larutan gabungan antara minyak kayu putih dan peppermint pada permen menghasilkan efek yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian masing-masing komponen secara terpisah.
“Penurunan atau peningkatan konsentrasi minyak kayu putih sebesar 0,1% pada standar cajuput candy tidak memberikan pengaruh nyata terhadap penghambatan pertumbuhan c.albicans maupun terhadap tingkat penerimaan sensori terhadap rasa, aroma dan seluruh atribut. Pemberian konsentrasi yang lebih besar dapat memperbaiki mutu penerimaan sensori permen”. Ujar Prof. Dr. C. Hanny Wijaya.(GG/Zul)