Peneliti IPB Kendalikan Penyakit Blas Daun Padi

Peneliti IPB Kendalikan Penyakit Blas Daun Padi

peneliti-ipb-kendalikan-penyakit-blas-daun-padi-news
Riset

Permasalahan utama produksi padi di Indonesia antara lain penyakit yang menyerang dan mengakibatkan penurunan jumlah produksinya. Penyakit utama tanaman padi salah satunya disebabkan cendawan patogen daun Pyricularia oryzae Cav. Penyebab penyakit blas P. Oryzaemenyerang tanaman padi mulai dari fase vegetatif sampai studium pembentukan malai atau fase generatif. Serangan blas yang berat dapat mengakibatkan penurunan produksi hingga 70 persen.

Semakin tinggi dan meluasnya daerah persebaran penyakit blas pada tanaman padi, mendorong dilakukannya berbagai upaya untuk mengendalikan penyakit tersebut. Salah satunya penggunaan senyawa kimia sintetis. Namun  ini terkendala dengan jumlah biaya produksi, keamanan, dan tidak ramah lingkungan. Penggunaan aktinomiset filosfer sebagai agens hayati pengendali penyakit blas daun pada padi masih belum dilakukan.

Hal ini yang melatarbelakangi Wiwiek Harsonowati, mahasiswa Sekolah Pascasarjana, Program Studi Mikrobiologi, Institut Pertanian Bogor (IPB)  melakukan penelitian “Aktinomiset Filosfer Penghasil Senyawa Bioaktif sebagai Agens Hayati Pengendali Penyakit Blas Daun Padi. Penelitian ini di bawah bimbingan Prof. Dr. Aris Tri Wahyudi, M.Si dan Dr. Rika Indri Astuti, M.Si.

 Sampel daun padi yang sehat diperoleh dari wilayah persawahan yang terserang penyakit blas di Situgede, Sukabumi dan Jasinga, Jawa Barat. Sebanyak 75 isolat aktinomiset telah berhasil diisolasi dari filosfer tanaman padi. Diperoleh 38 isolat mampu menghambat pertumbuhan P. oryzae secara in vitro menggunakan metode kultur ganda, dan 27 isolat diantaranya termasuk kelompok aktinomiset nonpatogen melalui uji hemolitik, hipersensitivitas serta patogenisitas.

Analisa sekuen gen 16S rRNA terhadap 22 isolat terpilih menunjukkan bahwa isolat tersebut termasuk dalam genus Streptomyces (15 isolat), Micromonospora (2 isolat), Lentzea (2 isolat), Saccharothrix  (2 isolat), danGordonia (1 isolat). Deteksi gen penyandi enzim yang berperan untuk biosintesis senyawa bioaktif nonribosomal peptida sintase (NRPS) dan poliketida sintase (PKS-I) menunjukkan bahwa 21 isolat (95.45%) memiliki gen NRPS dan 14 isolat (63,6 persen) memiliki PKS-I.

Sebelas isolat aktinomiset dengan karakteristik pertumbuhan yang tidak membentuk agregat pada media cair selanjutnya diuji  untuk mengendalikan serangan penyakit blas di rumah kaca. Hasilnya menunjukkan aplikasi aktinomiset filosfer mampu menekan penyakit blas sebesar 77 sampai 88 persen. Isolat JSN1.9, SKB2.14, dan SKB2.3 merupakan tiga isolat terbaik dalam menekan gejala penyakit blas pada aplikasi di rumah kaca dan ketiga isolat tersebut teridentifikasi sebagai Gordonia terrae, Streptomyces griseus, danStreptomyces albolongus.

Hasil penelitian ini menunjukkan persen penghambatan penyakit blas tertinggi di rumah kaca dibandingkan aplikasi bakteri tanah dan rizosfer. Oleh karena itu, aktinomiset filosfer lebih berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai agens hayati pengendali penyakit blas daun padi.(AT/ris)