Guru Besar IPB : Kembangkan Ikan Lokal Indonesia, Agar Tidak Punah
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. M. Fadjar Raharjo mengatakan, ribuan ikan lokal Indonesia akan punah jika tidak dikembangkan dan dibudidayakan sebagai ikan konsumsi. Dikatakannya, kekayaan jenis ikan Indonesia mencapai 4.700 spesies yang terdiri atas 1.200 spesies air tawar dan 3.500 ikan laut. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan ditemukannya jenis baru. Namun, banyak spesies ikan yang terancam punah.
“Dengan keanekaragaman hayati yang besar dan perairan yang luas, Indonesia mampu berdaulat dalam bidang perikanan. Untuk menyokong terwujudnya cita-cita tersebut caranya adalah dengan konservasi ikan,” ujarnya saat konferensi pers pra orasi ilmiah Guru Besar di Kampus IPB Baranangsiang, Bogor, Kamis (25/8).
Prof Fadjar menjelaskan, ikan itu bisa jadi biomonitor dari lingkungan. Apakah perairan itu baik atau buruk. Dikatakannya juga, saat ini bagian pemuliaan masih fokus pada ikan yang melimpah. Jika bisa budidayakan 10 persen saja maka akan ada 100-an spesies ikan konsumsi air tawar.
“Kegiatan internal perikanan saat ini menyebabkan rusaknya lingkungan. Masih ada nelayan yang tangkap ikan dengan bom, racun potasium bahkan sianida,” imbuhnya.
Sejauh ini, lanjutnya, ikan yang banyak diperjualbelikan adalah ikan asing yang diimpor, seperti ikan mas yang berasal dari Tiongkok. Hal ini harus diakhiri karena jenis ikan Indonesia sangat banyak. Ikan yang indah warna dan bentuk maupun tingkah lakunya juga banyak. Sebagian diantaranya adalah endemik dan terancam punah, misalnya ikan pelangi.
“Perlu dipikirkan untuk mengembangkan ikan jenis budidaya baru yang khas daerah setempat. Misalkan ikan lais dan tapah di Riau, ikan belido di Sumatera Selatan, ikan ompok di Kalimantan Timur, ikan keperas di Aceh dan lain-lain,” ujarnya.
Menurutnya, jika di setiap provinsi dikembangkan minimal satu jenis ikan lokal khas provinsi tersebut, kita akan mendapatkan sekurang-kurangnya 34 jenis ikan budidaya. Pilihan masyarakat terhadap ikan menjadi lebih beragam dan bisa menjadi wisata kuliner.(zul)