Diet Sehat dan Plus-Minus Diet Ekstrim Penurunan Berat Badan

Diet Sehat dan Plus-Minus Diet Ekstrim Penurunan Berat Badan

DSC_4721
Riset

Diet tidak untuk semua orang dan semua tujuan. Saat sedang diet, perlu juga memperhatikan pemenuhan kebutuhan gizi, membatasi makanan padat energi (lemak, gula/karbo sederhana), meningkatkan karbo kompleks dan serat (sayur, buah, serealia dan bijian utuh), minum air putih, memperhatikan mutu dan keamanan pangan, meningkatkan aktifitas fisik, pengendalian hormon, serta pengendalian stress dan nafsu makan.

Hal ini disampaikan Guru Besar Bidang Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof.Dr.Ir. Hardinsyah dalam Nutrition Fair 2014 di Grha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga (1/11), dalam materinya yang berjudul Diet Sehat dan Plus-Minus Diet Ekstrim Penurunan Berat Badan.

Sejak tahun 2012, Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi (HIMAGIZI) IPB setiap tahun menyelenggarakan Nutrition Fair. Nutrition Fair diselenggarakan sebagai ajang atau wahana serangkaian kegiatan gizi ilmiah dan populer dalam rangka meningkatkan kesadaran gizi ribuan akademisi dan masyarakat. Nutrition Fair ini telah melibatkan sebanyak lebih dari 1500 peserta dalam semua kegiatan per-tahunnya.

Kegiatan yang telah diselenggarakan berupa seminar nasional, aerobik bersama dan berbagai lomba bertema gizi. Tahun ini, HIMAGIZI IPB bekerjasama dengan PERGIZI-PANGAN Indonesia menyelenggarakan Nutrition Fair 2014 dengan tema Pemenuhan Gizi Harian Berkelanjutan sebagai Upaya Preventif Masalah Gizi menuju Indonesia Sehat.

Menurut Prof. Hardin, ada sepuluh tips memilih diet sehat dalam mewujudkan berat badan ideal, yakni niat dan komitmen untuk merubah mindset, memahami masalah secara holitik, penurunan berat badan dan lemak yang rasional, pengaturan waktu makan (pagi, siang dan sore), perbanyak minum air putih, batasi gula, garam dan lemak, cukup gerak (olahraga) dan istirahat, kendalikan nasfsu makan dan stres, cermati dan syukuri.

“Diet tanpa exercise bisa menurunkan berat badan hingga 11 kg tapi lemak yang berkurang hanya 7 kg. Jika diimbangi dengan exercise, lemak akan berkurang hingga 9 kg,” ujar Ketua Umum PERGIZI-PANGAN Indonesia ini.

Ada beberapa contoh diet ekstrim yang menurutnya kurang bagus untuk kesehatan karena berpotensi tidak sehat jangka panjang. Diantaranya diet putri tidur, monoton satu jenis pangan low calorie, diet suhu dingin/dataran tinggi, minum tanpa makanan padat berkalori, minum urine ibu hamil, olahraga berlebihan, breatharianisme, stapel perut atau telingan, alcorexia (minum alkohol saja), laksatif dan lain-lain.

“Diet yang terkenal di Indonesia ada Atkins, Vegan dan OCD. Untuk Atkins cocoknya bagi pemakan hewani tetapi berisiko gangguan ginjal terutama bagi dewasa dan lansia, kekurangannya tidak dianjurkan aktifitas fisik otot tidak terbentuk. Diet vegan kaya akan antioksidan, serat, vitamin dan enzim, bisa jadi rendah lemak namun bisa jadi tinggi karbo dan rendah kualitas protein, beresiko difisiensi vitamin B12. Nah yang terkenal sekarang adalah diet OCD. Jangka makan 8 dan 6 jam sebenarnya mirip diet puasa, namun tidka menganjurkan sarapan dalam diet ini kurang bagus untuk kesehatan. Selain itu OCD jangka makan 4 jam berisiko bagi yang hipoglikemia atau diabetes,” terangnya.(zul)