Mahasiswa IPB University Ciptakan Ashpotter, Pembersih Limbah Tambak Udang

Mahasiswa IPB University Ciptakan Ashpotter, Pembersih Limbah Tambak Udang

mahasiswa-ipb-university-ciptakan-ashpotter-pembersih-limbah-tambak-udang-news
Prestasi

Kegiatan budidaya menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan produksi perikanan Indonesia. Melalui kegiatan budidaya, eksploitasi sumberdaya ikan dengan cara penangkapan dapat diminalisir. Selain itu, kegiatan budidaya juga menjadi salah satu cara dalam mengurangi potensi kerusakan ekosistem terumbu karang akibat penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.

Namun terdapat permasalahan yang ditemukan selama proses budidaya perikanan. Beberapa permasalahan yang ditemukan dalam praktek budidaya adalah penanganan limbah yang menumpuk di dasar media hidup ikan. Untuk mengatasi limbah tersebut, pembudidaya umumnya menggunakan cara konvensional.

Cara konvensional itu sering disebut dengan siphon. Siphon adalah teknik yang digunakan untuk melakukan penyedotan limbah dasar budidaya. Umumnya kegiatan siphon dilakukan dengan menggunakan selang sebagai media pembuangan limbah perikanan ke pusat pembuangan.

Berdasarkan keresahan tersebut, tiga mahasiswa IPB University dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (ITK FPIK), IPB University berhasil menciptakan Ashpotter yaitu alat pembersih limbah yang ada di dasar tambak udang. Alat pembersih tersebut dirancang berbasis pada teknologi Internet of Things (IoT).

Ketiga mahasiswa IPB University itu adalah Sefto, Maychel Erriansyah, dan Fisky Firdanyta. Dari hasil inovasinya itu, Sefto dan teman-temannya berhasil menyabet juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Pekan Maritim Indonesia 2019 yang digelar di Universitas Hasanuddin, Makassar beberapa waktu lalu.

“Sebelumnya, kami sudah berhasil menjuarai beberapa perlombaan semacam ini. Bedanya, kali ini Ashpotter sudah dilengkapi dengan sistem IoT,” tutur Sefto.  Alat ini mampu bekerja lebih cepat dan efektif daripada teknik siphon. Penggunaan IoT dalam Ashpotter mampu membersihkan limbah yang ada di dasar tambak udang dalam waktu dua sampai tiga menit dalam sekali pembersihan tambak.

“Pipa saluran pembuangan limbah yang digunakan berukuran delapan inchi. Lebih besar dari biasanya, sehingga, pembersihan dapat dilakukan lebih cepat dari alat siphon,” jelas Sefto.

Alat ini terdiri dari piramid dan drum yang dihubungkan dengan katrol. Katrol akan bergerak naik dan turun, sedangkan drum dilengkapi pompa air yang bekerja secara otomatis. Drum dapat terisi air dan terkuras secara otomatis. Saat drum terkuras, piramid akan turun dan membawa limbah menuju saluran pembuangan.

Alat ini dilengkapi dengan teknologi yang dapat dikontrol langsung dengan sistem IoT. Alat ini juga dilengkapi dengan mikrocontroller dan mikrocomputer yang terhubung ke wifi yang daat mengatur waktu pembersihan limbah di dasar tambak udang melalui website.

“Sekarang ini eranya industri 4.0, sehingga konsep IoT perlu diterapkan dalam budidaya udang untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan,” tutupnya. (Dinul/RA)

Kata kunci: Budidaya, IoT, IPB University, ITK, lomba, siphon, udang, Mahasiswa IPB