Janda Berdaya Melalui Program Geng Perjaka

Janda Berdaya Melalui Program Geng Perjaka

janda-berdaya-melalui-program-geng-perjaka-news
Prestasi

Indonesia terdiri dari masyarakat majemuk yang memiliki berbagai latar belakang sosial yang berbeda. Sebuah keluarga pada umumnya terdiri dari suami dan istri, namun ada kondisi tertentu yang menyebabkan struktur keluarga kehilangan suami sebagai kepala keluarga serta penopang ekonomi. Hal tersebutlah yang banyak terjadi di Kampung Cangkrang, Desa Cikarawang, Kab. Bogor. Sementara mereka menjadi orang tua mereka juga harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga namun dengan jumlah pendapatan yang tidak sebanyak sebelumnya.

Melihat adanya masalah lemahnya ekonomi bagi wanita sekaligus orang tua tunggal ini, sekelompok mahasiswa IPB melaksanakan program pengabdian masyarakat melalui PKM Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-M). Anggota PKM-M terdiri dari Gita Andi Mauliani, Elin Marlina, Ariqoh Khairunnisa, Andi Mulyadi, dan Ihsan Fahmi Amrullah.

Target masyarakat yang dibina adalah kelompok janda yang memiliki pendapatan di bawah rata-rata biaya hidup yang harus dipenuhi. Program yang disebut sebagai Geng Pelopor Janda Merdeka (Geng Perjaka) ini mengadopsi konsep ekonomi syariah berbasis kearifan lokal dalam usaha menjawab masalah di atas. Saat pelaksanaan program, telah tergabung sebanyak dua puluh wanita sebagai anggota Geng Perjaka dari Kampung Cangkrang.

Diawali dengan eksplorasi minat pada potensi lokal masyarakatnya tim yang diketuai Gita Andi Mauliani memancing partisipasi warga dengan pembuatan lomba kreativitas memasak. Melalui kegiatan tersebut diketahui ada beberapa panganan yang potensial untuk dikomersilkan menjadi produk khas Kampung Cangkrang yaitu bakpia ubi, kue kembang goyang, onde-onde, dan sebagainya. Informasi tersebut kemudian dikembangkan sebagai bahan pelatihan dari segi ekonomi syariah bagi anggota Geng Perjaka. Proses pembinaan melalui pelatihan ini diperlukan untuk menjadi bekal bagi anggota Geng Perjaka dalam mengelola potensi yang mereka miliki.

Setelah diketahui potensi tersebut pembinaan dilakukan secara bertahap mulai dari pelatihan keuangan syariah dan pengemasan bagi produk. Konsep keuangan syariah yang diterapkan merupakan implementasi langsung untuk mengenalkan sistem ekonomi Islam kepada anggota Geng Perjaka. Sementara itu untuk mengangkat nilai ekonomi produk yang mereka hasilkan, diperlukan teknik pengemasan yang baik maka dilakukan pelatihan pengemasan produk. Proses pemasaran pun tidak lepas dari pembinaan dari tim PKM-M Geng Perjaka.

Saat ini proses produksi berjalan dengan menyesuaikan pesanan yang datang. Posisi anggota yang memiliki pekerjaan lainnya membuat proses produksi atau pelatihan berjalan hanya pada hari libur pekanan saja. Namun ke depannya dengan pengorganisasian dan kaderisasi pada anggota, Geng Perjaka dinilai mampu menggerakkan perekonomian anggotanya ketika aspek ini telah berjalan.

Adanya PKM-M Geng Perjaka merupakan salah satu bentuk pengabdian yang dapat mengispirasi masyarakat di tempat lain. Dalam sistem sebuah masyarakat saling tolong-menolong dan saling membantu dalam kemandirian adalah poin besar dalam mempercepat pembangunan suatu wilayah. “Sudah saatnya kita berlomba-lomba dalam kebaikan di masyarakat kita, kalau bukan kita siapa lagi?” kata Andi. (EAW/ris)