IPB University Launching Tiga Inovasi Hasil Penelitian Unggulan Sawit 4.0
IPB University melalui Direktorat Riset dan Inovasi (DRI) dan Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (PMA) mengadakan Launching Hasil Penelitian Unggulan IPB: Sawit 4.0. Pada kegiatan ini, IPB University meluncurkan tiga inovasi sawit yakni GREEN FAST IPB, OPTIMAL IPB dan SIPESAT IPB.
GREEN FAST IPB merupakan inovasi produk industri kreatif fashion ramah lingkungan berbasis biomass, yakni tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Produk ini juga rendah emisi karena bahan baku yang digunakan adalah biomass sawit yang diproduksi tanpa bahan kimia serta memiliki nilai ekonomi dan harga bersaing di pasar.
Rektor IPB University, Prof Arif Satria dalam sambutannya mengatakan, produk agromaritim tidak hanya berbicara soal pangan tetapi juga soal biomaterial. “Masa depan sangat ditentukan oleh riset-riset bidang biomaterial. Baju yang selama ini kita kenal berasal dari kapas, sekarang sudah bisa dibuat dari limbah sawit,” tuturnya saat acara launching bertempat di IPB International Convention Center (IICC), Bogor (27/6).
Prof Arif menambahkan, adanya green fashion ini semakin memperkuat sirkular ekonomi, bahwa seluruh limbah dari berbagai produk perkebunan sudah bisa diolah untuk berbagai hal. Seperti halnya limbah kelapa sawit yang bisa dibuat untuk helm, rompi anti peluru dan produksi gula.
“Hal ini tentunya bisa menjadi inspirasi bagi temuan-temuan berikutnya di kemudian hari. IPB University akan terus menyemangati para inovator untuk bisa memproduksi karyanya guna mendukung kemajuan bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Adapun inovasi Oil Palm Identification Based on Machine Learning (OPTIMAL) IPB dikembangkan sebagai model pemetaan berbasis objek, dalam hal ini tegakan pohon kelapa sawit. Inovasi ini mampu mendeteksi objek kelapa sawit pada citra satelit resolusi tinggi berbasis pada model deep learning. OPTIMAL IPB dapat dimanfaatkan untuk memetakan perkebunan sawit rakyat di seluruh Indonesia.
Gubernur Provinsi Jambi, Dr H Al Haris mengatakan, dengan ketiadaan peta perkebunan kelapa sawit rakyat menyebabkan upaya pemerintah untuk mendorong perbaikan budi daya perkebunan kelapa sawit rakyat menjadi tidak efektif.
“Model pemetaan yang saat ini dikembangkan oleh IPB University melalui riset yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sangat potensial untuk menjawab kebutuhan ini, sehingga program-program Pemerintah Provinsi Jambi dalam meningkatkan daya saing produksi perkebunan kelapa sawit rakyat dapat dilakukan secara efektif dan efisien,” tuturnya.
Terkait itu, Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Heru Tri Widarto, SSi, MSc menambahkan, karakteristik sawit rakyat memiliki ciri-ciri menyebar, kecil, tidak merata dan jauh dari akses. Oleh karena itu, menurutnya OPTIMAL IPB ini dapat dimanfaatkan untuk pendataan sawit rakyat agar lebih presisi dan terencana. Dengan demikian, Kementan dapat memaksimalkan serapan kegiatan peremajaan sawit rakyat dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Inovasi yang juga diluncurkan adalah Sistem Informasi Penilaian Kinerja dan Penguatan Kelembagaan Rantai Pasok Sawit (SIPESAT) IPB. Sistem informasi ini bermanfaat untuk penilaian kinerja dan penguatan kelembagaan rantai pasok kelapa sawit petani swadaya. Seiring dengan perkembangan teknologi digital dan industri 4.0, kinerja dan kelembagaan rantai pasok perlu diimplementasikan dalam suatu sistem yang adaptif yang mampu menjangkau semua aktor dalam rantai pasok.
Direktur Fasilitasi Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Ir Wisnu S Soenarso, MEng berharap agar IPB University bersama Kementan RI dan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi selaku mitra dapat konsisten memaksimalkan produk hasil riset ini sebagai peningkatan kebijakan tata kelola pengelolaan sawit ke depannya. (Ns/Rz)