IPB University Siap Berkontribusi dalam Inovasi Indonesia Melalui Business Innovation Center

IPB University Siap Berkontribusi dalam Inovasi Indonesia Melalui Business Innovation Center

ipb-university-siap-berkontribusi-dalam-inovasi-indonesia-melalui-business-innovation-center-news
Berita

IPB University melalui Direktorat Riset dan Inovasi melaksanakan internalisasi Business Innovation Center (BIC) program 115 Inovasi Indonesia tahun 2023 dengan tema ‘Menyongsong Era Inovasi Global’ secara daring melalui zoom. Kegiatan ini bertujuan untuk menginformasikan kegiatan pemilihan 115 Inovasi Indonesia tahun 2023 melalui BIC.

Prof Sugeng Heri Suseno, Direktur Riset dan Inovasi IPB University dalam sambutannya menyampaikan, “IPB University berpotensi dalam berbagai program terkait inovasi karena dari sekitar 1.800 judul penelitian, ada potensi kurang lebih 504 judul riset yang sudah lengkap roadmap penelitiannya, sehingga berpotensi menghasilkan inovasi.”

Ia menambahkan, bagi penelitian yang diterima di BIC di tahun 2022, akan diberikan kesempatan mendapat program riset lanjutan untuk pengembangan dari invensi menjadi inovasi. Program akan terus dilanjutkan untuk invensi yang diterima di BIC tahun 2023. Selain itu, akan diberikan kesempatan menerima program pengembangan inovasi lanjutan.

Sejak berdiri tahun 2008 melalui Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia, BIC sebagai mediator untuk mengoptimalkan pemberdayaan inovasi Indonesia. Selama periode 2008-2022, IPB University sebagai penyumbang terbanyak yaitu 609 inovasi (39,86 persen) dari total 1.528 inovasi Indonesia dalam BIC.

“Program upload proposal baru di BIC tahun 2023, saat ini sudah mulai dibuka dan berakhir pada tanggal 30 Juli 2023. Beberapa hal penunjang peluang diterimanya proposal BIC adalah harus memiliki informasi yang faktual, yakni adanya data, foto dan  video yang aktual,” jelas Kristanto Santosa, Direktur Eksekutif BIC.

Ia menambahkan, proposal juga harus mampu menggambarkan keunggulan yang dimiliki dan menekankan pada sisi kelayakan ekonomi. Nyatanya, menurut Kristanto Santosa, hasil penelitian yang sudah terpasarkan oleh investor/industri relatif sedikit, sekitar 15 persen. “Belum ada data berapa alat/inovasi yang betul-betul digunakan di industri,” ungkapnya.

Peneliti IPB University dalam kegiatan ini juga berpendapat, karena program ini sudah ada sejak 2008 perlu diberikan reward kepada beberapa inovator yang hasil risetnya telah terpilih sebagai pemenang pada program 100 Plus Inovasi Indonesia versi BIC ini.

“DRI IPB University siap untuk mendampingi para calon inovator dalam upload dan proses pendaftaran proposal ke BIC,” ujar I ketut M Adnyane selaku Asisten Direktur bidang Inovasi DRI IPB University. (*/Rz)