Bagian dari Festival Kartini, Agrianita IPB University Bahas Peran DWP dalam Pencegahan Tiga Dosa Besar Pendidikan di Lingkungan Perguruan Tinggi
Dharma Wanita Persatuan (DWP) IPB University atau biasa dikenal dengan nama Agrianita IPB University menggelar kegiatan talkshow yang dikemas dengan nama DWP Insight dengan mengusung tema “Penguatan Peran DWP dalam Pencegahan Tiga Dosa Besar Pendidikan di Lingkungan Perguruan Tinggi”, (11/5). Program DWP Insight merupakan program kolaborasi dengan Forum Silaturahmi DWP Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Se-Indonesia (FORSIDANITA) dan DWP Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek). FORSIDANITA adalah forum yang merupakan wadah silahturahmi dan komunikasi antar DWP PTN se-Indonesia di bawah koordinasi DWP Diktiristek.
Ketua DWP Diktiristek, Saraswati Nizam berharap talkshow ini bukan hanya ditujukan untuk membuka wawasan bagi pribadi ibu-ibu dan keluarga di rumah, namun juga sebagai upaya dalam mendukung secara aktif implementasi Peraturan Mendikbudristek Nomor 30 tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Lingkungan Perguruan Tinggi yang baru satu tahun berjalan.
“Tujuan dari pelaksanaan talkshow ini diantaranya adalah untuk mengetahui akar masalah serta penyebab terjadinya kekerasan pelecehan seksual, seberapa darurat masalah tersebut di lingkungan perguruan tinggi,” tuturnya.
Selain itu, Saraswati menambahkan bahwa acara ini bertujuan pula untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang perundungan perempuan terutama di perguruan tinggi, serta untuk memahami dan melakukan pendekatan bahwa sebagai seorang ibu harus lebih proaktif memberikan bimbingan kepada anak, kemudian mendengar apa yang dikeluhkan tanpa menghakimi atau menyalahkan terlebih dulu.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Umum Asosiasi Pusat Studi Wanita Gender dan Anak Indonesia (ASWGI), Dr Arianti Ina R Hunga memaparkan program Berbagi Hati: Menuju Merdeka Belajar Kampus Merdeka Dari Segala Bentuk Kekerasan.
“Melaksanakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan suasana yang bebas dari segala bentuk kekerasan berbasis gender, termasuk hal-hal kekerasan seksual dengan intoleransi, ini adalah upaya yang sangat kita hargai dari DWP,” ujarnya.
Selain itu, ia menyebutkan data Kekerasan Berbasis Gender (KBG) terhadap perempuan berdasarkan data Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, lembaga layanan angka KBG terus meningkat dari tahun ke tahun. “Data KBG dari 1 Maret-16 April 2023 saja ada 7.203 korban, jumlah ini lebih rendah dari sebenarnya masih banyak korban tidak berani melapor,” ungkapnya.
Ketua Agrianita IPB University, Retna Widayawati mengatakan tema kerja DWP IPB University adalah Melompat Lebih Tinggi, dengan mengambil sub tema di tahun 2023 adalah berperan aktif dalam pencegahan dan penanganan tiga dosa besar pendidikan di lingkungan perguruan tinggi. “Apa yang dimaksud dengan melompat lebih tinggi? Secara garis besar mengandung makna sebagai sebuah upaya memperluas dan memperbesar kebermanfaatan organisasi,” ucapnya.
Peran aktif Agrianita IPB University dalam pencegahan tiga dosa dimaksud dijabarkan dalam strategi dan program kerja yang sudah dilakukan berupa kolaborasi, sosialisasi, engagement, penataan lingkungan dan keberlanjutan.
“Mitra kolaborasi Agrianitas IPB University terdiri dari mitra internal yaitu, Satuan Tugas PPKS IPB University, Pusat Studi Wanita/Gender IPB University, Konselor IPB University dan Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia (P2SDM) IPB University. Sedangkan, untuk mitra eksternal antara lain PUSPEKA (Pusat Penguatan Karakter) dan ASWGI,” jelasnya.
Ia menyebut, kegiatan sosialisasi yang sudah dilakukan meliputi Training of Trainers (ToT) Tiga Dosa, diskusi inisiasi penyusunan materi dengan melibatkan mitra internal dan eksternal, optimalisasi media internal, integrasi media internal dan integrasi dengan existing program. “Sabtu Sehat, Ibu Asuh Asrama, Lapak Curhat, Aksi Sosial Agrianita merupakan engagement program yang sudah berjalan sejak lama hingga saat ini, “ ungkapnya.
Di akhir acara, Subkoordinator Pencegahan Kekerasan Seksual PUSPEKA Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Shara Zakia Nissa pun menambahkan konsep kunci dalam penanganan kekerasan seksual. (Ns)