Gelar Webinar Series on Plant Breeding and Biotechnology, Departemen AGH IPB University Undang Empat Pakar Bioteknologi

Gelar Webinar Series on Plant Breeding and Biotechnology, Departemen AGH IPB University Undang Empat Pakar Bioteknologi

gelar-webinar-series-on-plant-breeding-and-biotechnology-departemen-agh-ipb-university-undang-empat-pakar-bioteknologi-news
Berita

Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH), Fakultas Pertanian (Faperta) IPB University menggelar Webinar Series on Plant Breeding and Biotechnology secara daring, (15/4). Prof Suryo Wiyono, Dekan Faperta IPB University mengatakan kegiatan ini penting untuk saling berbagi wawasan terkait pemuliaan tanaman serta memperkuat sinergi antara para akademisi, industri dan institusi.

“Pemuliaan tanaman berperan penting dalam meningkatkan produktivitas di tengah perubahan iklim yang berdampak pada terbatasnya sumber daya. Para pakar yang hadir di sini memiliki peranan penting untuk saling memberikan solusi atas permasalahan tersebut,” katanya.

Prof Edi Santosa, Ketua Departemen AGH IPB University juga menyampaikan,  pemuliaan tanaman dan bioteknologi merupakan mesin masa depan. “Kita bergantung pada pemuliaan tanaman dan bioteknologi untuk memenuhi kebutuhan pangan, bahan bakar hingga fiber,” ungkapnya.

Empat narasumber dihadirkan dalam kegiatan ini, antara lain Prof Wataru Sakamoto (Institute of Plant Science and Resources, Okayama University) yang memaparkan terkait eksploitasi sorgum asal Afrika dengan teknologi cutting-edge genome, Muryanto Paiman MSi, (Biotechnology Laboratory Manager, PT East West Seed Indonesia) memaparkan pendekatan berbasis genom untuk mempercepat pelepasan varietas bagi petani Indonesia, serta Dr Trikoesoemaningtyas dan Dr Awang Maharijaya Dosen IPB University dari Departemen AGH.

Dalam kegiatan tersebut, Dr Trikoesoemaningtyas memberikan catatan penting dalam program pemuliaan sorgum untuk meningkatkan efisiensinya.

“Berdasarkan pengalaman penelitian kami, terdapat beberapa catatan penting untuk meningkatkan efisiensi pemuliaan sorgum akibat keterbatasan lahan dan pekerja, yakni perlu dilakukannya early generation testing, rapid generation advanced, fast phenotyping dan pre-breeding activities,” urainya.

Ia menjelaskan, catatan ini diperoleh berdasarkan hasil studi IPB University dari tahun 2007 hingga kini untuk meningkatkan kualitas bulir dan produktivitas sorgum. “Sepuluh varietas unggul sorgum telah dikeluarkan oleh IPB University dan telah melewati serangkaian pengujian multilokasi hingga karakterisasi,” ungkapnya.

Sementara, Dr Awang Maharijaya menjelaskan terkait mekanisme resistensi serangga pada tanaman cabai melalui pendekatan molekuler dan metabolomik. Pendekatan ini ditujukan untuk mengatasi angka kehilangan akibat gagal panen karena hama thrips.

“Pemuliaan yang menekankan pada kemampuan resistensi ini sangat penting dimasukkan dalam program manajemen hama terintegrasi sehingga dapat menurunkan angka kehilangan dan meningkatkan produktivitas,” terangnya. (MW/Rz)