IPB University Jadi Penyelenggara Konsorsium Internasional GCRF TRADE Hub, Ini Pandangan Rektor

IPB University Jadi Penyelenggara Konsorsium Internasional GCRF TRADE Hub, Ini Pandangan Rektor

ipb-university-jadi-penyelenggara-konsorsium-internasional-gcrf-trade-hub-ini-pandangan-rektor-news
Berita

IPB University menjadi salah satu penyelenggara konsorsium internasional Global Challenges Research Fund (GCRF) Trade Hub High-Level Policy Dialogue (4/4). Kegiatan ini dilakukan bersama Center for International Forestry Research and World Agroforestry (CIFOR-ICRAF) dan Universitas Indonesia untuk mendiskusikan industri hijau dan krisis perubahan iklim dalam sektor perdagangan minyak sawit.

“Sebagai salah satu anggota konsorsium ini, IPB University berupaya untuk terus terlibat dalam berbagai kegiatan proyek untuk mendorong perdagangan berkelanjutan dan mendiskusikan tantangan yang dihadapi petani kecil di sektor minyak sawit,” ujar Prof Arif Satria, Rektor IPB University saat memberi sambutan dalam kegiatan yang bertajuk ‘Indonesian Palm Oil Sustainability to Address the EU Deforestation-free (EU DR) Regulation and FOLU Net Sink 2030’ itu.

Ia melanjutkan, konsep keberlanjutan merupakan salah satu misi inti IPB University. Menurutnya, IPB IPB University memiliki komitmen panjang untuk melibatkan aspek lingkungan dalam mendorong pertanian berkelanjutan dan penatalayanan lingkungan di Indonesia.

“Lebih lagi, IPB University telah membangun Pusat Kajian Sains Keberlanjutan dan Transdisiplin yang beragendakan aspek keberlanjutan dan pengembangan ilmu keberlanjutan dalam memahami dinamika sistem lingkungan dan manusia. Hal ini merupakan upaya IPB University dalam memfasilitasi implementasi desain dan praktik keberlanjutan,” terangnya.

Saat ini, Indonesia dihadapkan oleh kebijakan EU deforestation-free regulation and FOLU Net Sink 2030 yang berimplikasi signifikan terhadap industri sawit Indonesia. Hal itu ditambah dengan adanya strategi mitigasi perubahan iklim Indonesia.
“Kegiatan ini setidaknya dapat berkontribusi untuk memberikan rekognisi terhadap kebijakan Indonesia yang telah ada dan terhadap pencapaian industri sawit berkelanjutan, penahanan deforestasi, kehilangan biodiversitas dan mitigasi perubahan iklim,” imbuhnya.

Kegiatan tersebut menurutnya juga dapat menjadi wadah dalam memahami negara konsumen minyak sawit dan dampaknya terhadap petani. Serta menjadi peluang untuk mendiskusikan sinergi potensial antara kebijakan EU DR dan strategi nasional dalam mencapai rantai pasok sawit berkelanjutan.

“Saya yakin dengan mengintegrasikan kebijakan nasional yang telah ada dalam upaya menekan angka deforestasi dan meningkatkan industri sawit berkelanjutan dapat mengarahkan kepada win-win solution untuk mencapai target FOLU Net Sink 2030 dan mitigasi perubahan iklim,” ia menekankan.

Konsorsium Trade Hub merupakan konsorsium global yang dipimpin oleh UN Environment Programme World Conservation Monitoring Centre (UNEP WCMC) dan didukung oleh UK Research and Innovation (UKRI) GCRF.  Kegiatan ini merupakan diskusi lanjutan untuk menggabungkan pemikiran para pakar dari pemerintahan, sektor swasta, bisnis, lembaga, hingga akademisi terkait kebijakan dan aksi potensial serta solusi terhadap perdagangan minyak sawit berkelanjutan di Indonesia. (MW/Rz)