Dosen dan Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University Ungkap Faktor Stunting dan Pencegahannya
Sejumlah dosen dan mahasiswa Sekolah Vokasi (SV) IPB University dari Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi (Prodi MIJMG) melakukan kegiatan penyuluhan gizi kepada para ibu hamil, ibu menyusui dan ibu rumah tangga di Desa Pabangbon, Bogor, Jawa Barat. Pada kegiatan ini, peserta penyuluhan mendapatkan penjelasan mengenai faktor terjadinya stunting dan langkah pencegahannya.
“Penyebab terjadinya stunting pada balita di antaranya faktor ekonomi keluarga, penyakit atau infeksi yang berkali-kali, kondisi lingkungan dan rendahnya akses terhadap makanan bergizi. Stunting dapat dicegah dengan memperbaiki pola makan anak balita,” ungkap Rosyda Dianah, SKM, MKM salah satu dosen SV IPB University.
Ia melanjutkan, salah satu perbaikan pola makan bagi balita ialah dengan pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) untuk mencukupi asupan energi dan zat gizi pada balita. Selain itu, stunting harus dicegah dengan penerapan prinsip empat pilar gizi seimbang.
“Dampak stunting dalam jangka panjang antara lain keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar dan risiko serangan penyakit kronis. Maka dari itu, penerapan empat pilar gizi seimbang sangat penting,” tambahnya.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), empat pilar gizi seimbang terdiri dari konsumsi makanan dengan beraneka ragam, pola hidup aktif dan berolahraga, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta menjaga berat badan ideal.
Salah satu mahasiswa IPB University, Ratu Aisyah menambahkan, selain ASI, menu makanan yang dapat mencegah stunting di antaranya bahan hewani, bahan nabati dan buah-buahan. Berbagai variasi olahan makanan dapat dilakukan agar anak balita tidak mengalami kejenuhan dalam mengonsumsi makanan.
“Beberapa contoh hidangan per waktu makan untuk mencegah stunting bagi bayi usia 6-12 bulan yaitu bubur susu tepung beras, puree alpukat, bubur daging cincang dan puree kentang. Olahan menu tersebut mudah dipraktikkan, bergizi dan memiliki harga bahan baku yang terjangkau,” sebutnya.
Pada penyuluhan ini, Ratu Aisyah juga mengenalkan aplikasi Baby Meal Planner, mulai dari langkah pengunduhan aplikasi hingga cara penggunaan aplikasi. Baby Meal Planner adalah aplikasi yang dirancang oleh dosen SV IPB University dari Prodi MIJMG.
“Baby Meal Planner merupakan aplikasi perencanaan menu makanan untuk bayi berusia 6-12 bulan dan 13-24 bulan. Aplikasi ini dapat membantu para ibu dalam mengetahui status gizi bayi, merencanakan dan membuat hidangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman,” tuturnya.
Selain memberikan penyuluhan berupa pemaparan materi, dosen dan mahasiswa IPB University memberikan buku saku kepada ibu-ibu Desa Pabangbon yang berisi informasi terkait stunting serta contoh menu untuk balita usia 6-12 bulan.
Entin selaku Ibu Lurah Desa Pabangbon turut menghimbau agar warga Desa Pabangbon untuk bersama-sama mencegah terjadinya stunting pada balita dengan cara rutin melakukan pemeriksaan ke posyandu terkait tumbuh dan kembang buah hati. (*/Rz)