PSB IPB University Monitoring Lokasi Bencana Tanah Longsor Kota Bogor Selatan
Kepala Pusat Studi Bencana (PSB) IPB University, Dr Doni Yusri, pada Rabu (15/3) meninjau langsung lokasi Bencana Tanah Longsor di Bogor Selatan, Jawa Barat. Ada dua titik lokasi tanah longsor, yakni di sekitar Stasiun Batutulis dan di Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan.
Pada saat peninjauan ke lokasi di Kelurahan Empang, Dr Doni berkesempatan melihat langsung proses evakuasi korban jiwa yang masih tertimbun longsor. Setidaknya ada satu musala dan tiga rumah warga tertimbun. Menurut informasi yang diperoleh, selain ditemukan dua korban meninggal masih ada empat orang yang belum ditemukan saat proses evakuasi berlangsung.
Curah hujan yang tinggi sehari sebelumnya menjadi penyebab bencana tanah longsor ini. Dari data yang dihimpun tim Tanggap Cepat PSB IPB University, masyarakat sekitar lokasi tidak menyadari akan terjadinya bencana ini. Menurut mereka, curah hujan beberapa hari sebelumnya tidaklah sehebat beberapa bulan lalu. Hal ini tidak dirasakan sebagai ancaman serius.
Menanggapi hal itu, Dr Doni menghimbau masyarakat agar terus waspada dengan potensi bencana yang terjadi. “Jika melihat studi yang dilakukan oleh PSB IPB University terkait risiko kejadian bencana, maka Kota Bogor didominasi oleh bencana hidrometeorologi basah. Oleh karena itu, masyarakat tetap harus waspada.,”
Menurutnya, kesadaran akan bahaya bencana dari lingkungan sekitar perlu ditingkatkan. Sistem peringatan dini akan bahaya hidrometeorologis ini sebaiknya semakin intensif dilakukan oleh pemerintah kota melalui instansi terkait. “Informasi lokasi-lokasi atau daerah-daerah rawan bencana di Kota Bogor harus lebih diintensifkan,” ujar Dr Doni.
Ia menuturkan, pesan-pesan melalui berbagai kanal informasi, bahkan seperti media sosial sekalipun bisa dipakai untuk memberikan informasi dan penyadaran akan bahaya bencana dan lokasi yang rawan kepada masyarakat, tanpa pengecualian tempat tinggalnya.
“PSB IPB University siap bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bogor dan Kabupaten Bogor untuk memiliki program dan kegiatan bersama agar sistem peringatan dini dapat dijalankan untuk menghindari korban jiwa berjatuhan,” pungkas Dr Doni. (*/Rz)