Bantu Kedaulatan Pangan, Departemen ITP IPB University Gelar Diskusi Anak Muda Soal Teknologi Pangan

Sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan wawasan terkait perkembangan teknologi pangan dan ketahanan pangan, Departemen Ilmu Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University mengadakan “National Seminar Food Technology” di Gedung Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus Dramaga Bogor (22/9). Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari seratus peserta, terdiri dari mahasiswa dari IPB University maupun mahasiswa di luar IPB University dan siswa SMA serta beberapa orang dari instansi dan lembaga di bidang pangan yang terkait.
Ketua Departemen Ilmu Teknologi Pangan, Dr Feri Kusnandar dalam sambutannya menyampaikan bahwa event ini sebagai forum diskusi terkait perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi pangan untuk melahirkan inovasi-inovasi yang membantu kedaulatan pangan bangsa. Menurutnya IPB University sudah banyak mengembangkan teknologi-teknologi dan inovasi di bidang pangan hingga tahap komersialiasi.
“Semoga mahasiswa dan siswa dapat melihat potensi ide inovasi dari pembicara-pembicara yang sudah ahli di bidangnya”, papar Dr Feri Kusnandar.
Pembicara yang hadir adalah Prof Slamet Budijanto, Guru Besar Ilmu dan teknologi Pangan, Fateta IPB University. Dalam paparannya, Prof Slamet menjelaskan inovasi Beras Analog dan pengembangannya. Prof Slamet menjelaskan perjalanan panjangnya bersama tim dalam menciptakan inovasi beras analog. Inovasi beras analog terus berkembang, hingga tercipta beras analog artificial.
“Beras analog fungsional yaitu beras analog yang memiliki indeks glikemik rendah yang ramah untuk penderita diabetes. Selanjutnya ada inovasi beras analog yang mampu menahan peningkatan kolesterol atau antihiperkolesterolemia. Penambahan bahan aktif alami seperti sorgum dan bekatul pada beras analog telah diteliti bermanfaat sebagai agen anti kemopreventif atau pencegahan kanker. Upaya inovasi ini terus kita kembangkan. Yang masih menjadi tugas kita yaitu terkait penerimaan rasa atau flavor beras analog di masyarakat,” paparnya.
Narasumber lainnya adalah Dr Bram Kusbiantoro, alumni IPB University yang kini menjabat sebagai Kepala Peneliti di Balai Besar Tanaman Padi. Dalam paparannya Dr Bram menjelaskan tentang kedaulatan dan ketahanan pangan serta perkembangan penelitian tanaman padi di Indonesia. “Di Indonesia, produk pertanian utama seperti beras menjadi komoditas strategis sehingga pemerintah terus berupaya untuk menjaga stabilitas dan keberlanjutan produksinya. Inovasi untuk meningkatkan kualitas tanaman padi mulai dari benih, proses tanam, hingga hasil merupakan bagian strategis mengawali kedaulatan pangan,” jelas Dr Bram Kusbiantoro.
Hadir juga Manager Bidang Mitra Sereal dari Nestle, Lisa, S.TP, M.P yang memaparkan terkait sereal dan prospeknya di industri pangan masa depan. “Pola gaya hidup dan trend diet masyarakat modern menjadikan sereal sebagai makanan yang digemari. Namun, mindset yang masih dominan di masyarakat Indonesia yaitu belum makan kalau belum makan nasi perlu diperbaiki. Karena makanan pokok itu karbohidrat dan sumbernya bermacam-macam.
Pengembangan produksi sereal saat ini dengan meminimalisir gula yaitu sukrosa dan meningkatakn mikronutrien melalui fortifikasi,” ujar Lisa yang juga merupakan alumni IPB University.
Antusiasme peserta sangat tinggi dalam kegiatan ini dari awal hingga akhir acara. Ketua Pelaksana Seminar Nasional, Noah mengatakan bahwa seminar ini merupakan rangkaian kegiatan dari Lomba Cepat Tepat Ilmu Pangan (LCTIP) 2019. LCTIP merupakan kegiatan kompetisi untuk siswa SMA sederajat tingkat nasional yang berkompetisi di bidang ilmu dan teknologi pangan. “LCTIP tahun ini merupakan LCTIP yang ke 28. Dari segi peserta, siswa SMA sangat antusias sejak awal pendaftaran, seleksi, hingga kompetisi berjalan,” jelas Noah. (Husna/Zul)