Ini Dia Inovasi Dokter Hewan IPB Jahit Luka dengan Benang Sutera Cokelat
Dalam bidang biomedis, benang sutera dari ulat sutera putih (ulat sutera Bombix morii atau B. mori) sudah umum digunakan sebagai benang jahit bedah. Benang jahit sutera digunakan sebagai benang jahit bedah untuk membantu proses penyembuhan luka terbuka pada jaringan lunak. Selain ulat sutera, ternyata jenis benang sutera coklat dari ngengat liar Attacus atlas Linn. (A. atlas) dapat menggantikan sutera B. morii sebagai benang jahit.
Dr. Mokhamad Fakhrul Ulum dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil membuat inovasi benang jahit bedah dari sutera berwarna cokelat yang dihasilkan oleh ngengat liar atau biasa dikenal sebagai kupu-kupu gajah.
“Kupu-kupu gajah Indonesia adalah kerabat dekat kupu penghasil sutera. Sutera yang dihasilkan sangat berpotensi menggantikan sutera sebagai bahan baku pembuatan benang bedah. Ini merupakan produk benang bedah dalam negeri, benang sutera A. atlas telah berwarna cokelat dan terbukti superior secara klinis pada hewan,” tuturnya.
Hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium maupun di lapangan telah membuktikan bahwa sutera cokelat memiliki sifat yang lebih baik dari sutera B. mori. Peneliti ini menjelaskan bahwa dengan teknologi sederhana dan biaya produksi yang lebih rendah, benang sutera coklat ini sangat berpotensi untuk pemenuhan maupun substitusi (pengganti) produk implan biomedis nasional yang selama ini masih impor dari luar negeri.
“Keunggulan produk ini adalah memiliki spesifikasi anti bakteri yang baik dan dapat diterima oleh bagian tubuh dan tidak menimbulkan reaksi penolakan berlebih oleh tubuh seperti alergi, dibandingkan dengan benang bedah yang umum digunakan. Benang ini juga memiliki warna cokelat alami yang menonjol sehingga tidak memerlukan pewarna tambahan dalam produksinya,” ungkapnya.(IR/Zul)