Director International Atom Energy Agency (IAEA) Beri Kuliah Umum di IPB

Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan kuliah umum dengan tema “Down to Earth Nuclear Diplomacy: Atom for People’s Economic” di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga, Bogor (5/2). Kegiatan ini dihadiri ratusan mahasiswa IPB, dengan menghadirkan pembicara Director General of International Atom Energy Agency (IAEA), Yukiya Amano.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Sistem Informasi IPB, Prof. Dr. Dodik Ridho Nurrochmat menyampaikan kegiatan kuliah umum ini merupakan kehormatan bagi sivitas akademika IPB. Prof. Dodik menegaskan dosen dan mahasiswa IPB sangat aktif melakukan penelitian yang hasilnya tidak jarang dapat dimanfaatkan secara komersial maupun dimanfaatkan pemerintah untuk membantu masyarakat.
“Sivitas IPB menjadikan penelitian sebagai tradisi dan banyak menghasilkan inovasi di tingkat nasional. Tahun 2017 IPB masih memegang rekor sebagai penghasil inovasi terbanyak di Indonesia. Secara berturut-turut sejak tahun 2008 hingga 2017, IPB menjadi kontributor terbesar inovasi dalam Daftar Inovasi Indonesia Paling Prospektif yang diterbitkan oleh Business Innovation Center (BIC) Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi/Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi/Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, yaitu 407 inovasi atau 38,9 persen dari total 1.045 inovasi Indonesia,” papar Prof. Dodik.
Ia menambahkan, salah satu terobosan dalam penelitian yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat adalah penelitian institusi yang salah satu kriterianya adalah adanya sinergi kolaborasi antar pemerintah kabupaten dan perguruan tinggi yang secara bersama memanfaatkan Ipteks, contohnya adalah pemberdayaan peternak rakyat secara langsung. Terkait hal ini, perusahaan jasa asuransi juga dilibatkan dalam kegiatan penelitian di komunitas peternak untuk melindungi ternaknya, sehingga membuat nyaman semua pihak yang bersinergi.
“Dalam konteks semangat kolaborasi ini, IPB bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dalam kegiatan bersama di beberapa Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) atas sponsor IAEA. Hal ini akan berlangsung mulai tahun ini di bawah program Technical Cooperation yang didanai IAEA,” ujarnya.
Director General of IAEA, Yukiya Amano, memberikan gambaran singkat tentang kerja IAEA untuk memungkinkan negara-negara berkembang seperti Indonesia dalam menggunakan teknologi nuklir untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat mereka. Moto IAEA adalah Atom untuk Perdamaian dan Pembangunan. IAEA adalah organisasi independen yang didirikan di Wina pada 29 Juli 1957 dan sekarang memiliki 169 negara anggota. Kegiatannya untuk mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai dan menangkal penggunaannya untuk keperluan militer. Selain itu, mentransfer teknologi nuklir ke negara-negara berkembang adalah bidang terpenting dalam menjalankan kegiatan atau pekerjaan Badan IAEA.
Yukiya mengungkapkan pentingnya Indonesia dan IAEA meningkatkan kerja sama, terutama pada bidang aplikasi teknologi nuklir untuk mendukung program pembangunan, khususnya pada sektor yang manfaatnya dapat langsung dirasakan masyarakat luas, seperti pertanian, kesehatan, teknologi iradiasi dan penanggulangan dampak bencana alam. IAEA tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran senjata nuklir. Teknologi nuklir memainkan peran yang jauh lebih besar dalam kehidupan sehari-hari semua orang. Teknologi radiasinya juga dapat membantu mencegah makanan dari kerusakan. Ini dapat digunakan untuk memantau polusi, mengidentifikasi bangunan yang mungkin dalam bahaya runtuh setelah gempa bumi. Tentu saja, teknologi nuklir memainkan peran kunci dalam diagnosis dan pengobatan kanker dan penyakit mayor lainnya.
Yukiya juga menekankan pentingnya sinergi Indonesia-IAEA dan meningkatkan kepedulian publik dalam soal pemanfaatan teknologi nuklir untuk tujuan damai, sehingga produk nuklir seperti produk pangan dan pertanian tidak hanya terbukti keunggulannya secara ilmiah, tetapi juga dapat kompetitif di pasar. Selain itu IAEA bertahun-tahun telah bekerja sama dengan Batan, memberikan bantuan peralatan dan sarana ahli mengenai penggunaan dua teknik analisis nuklir untuk mengukur dan menganalisis polutan di udara.
Tampak hadir dalam kuliah umum ini, antara lain Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB, Dr. Prastowo; Wakil Kepala Bidang Penelitian LPPM IPB, Prof. Dr. drh. Agik Suprayogi; Kepala Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) IPB, Prof. Dr. Muladno; Deputi Badan Pengawasan Tenaga Nuklir, Yus Rusdian; Kepala Batan, Prof. Djarot Sulistio Wisnubroto; Director Technical Cooperation for Asia and the Pacific (TCAP), Najat Mokhtar; Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, Kementerian Luar Negeri RI, Grata Endah Werdaningtyas; dan Kepala Pusat Aplikasi Isotop dan Radioisotop, Totti Tjiptosumirat.(Awl)