Kisah Inspiratif Ranitya Bagi Kaum Muda Indonesia

Keliling dunia itu mudah, sangat mudah. Terlebih jika kita mempunyai banyak uang. Ada satu hal yang berbeda saat kamu keliling dunia dengan membawa nama negaramu yaitu Indonesia. You will be proud. You need more efforts to represent your country. Yes Indonesia. Demikian disampaikan Ranitya Nurlita, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang ikut serta dalam program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) mewakili Provinsi Jawa Timur dan Indonesia untuk The Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program (SSEAYP) ke-43. Kegiatan ini digelar dari Oktober hingga Desember 2016.
Kapal Pemuda Asia Tenggara dan Jepang atau the Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program (“SSEAYP”) merupakan program tahunan yang diadakan oleh pemerintah Jepang dan didukung oleh negara-negara Asia Tenggara. Di Indonesia, program ini berada di bawah naungan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Program ini dimulai pertama kali pada tahun 1974. Secara umum, program ini bertujuan untuk meningkatkan kesepahaman, rasa saling menghormati dan timbulnya persahabatan antar negara Asia Tenggara dan Jepang ke depannya.
“SSEAYP berlangsung selama kurang lebih dua bulan, terbagi dalam dua aktivitas utama, yakni kegiatan di atas kapal Nippon Maru dan Country Program di negara-negara Asia Tenggara (anggota ASEAN) yang masuk rute pelayaran. Ada 330 pemuda usia 18-30 tahun yang ikut serta dan berasal dari 11 negara yaitu Jepang, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darrussalam, Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja. Rute utama tahun 2016 adalah Jepang, Vietnam, Thailand, Singapura dan Indonesia,” terangnya.
Masing-masing negara dipimpin oleh satu orang National Leader. Indonesia mengirimkan 28 orang peserta sebagai Indonesia Participating Youth (IPY) pada SSEAYP 2016. Peserta adalah pemuda-pemudi yang menjadi wakil provinsi dari seluruh Indonesia.
“Karena saya aktif mendalami lingkungan sejak lima tahun lalu, saya mendapat kesempatan bergabung dalam tema Environment, Natural Disaster Reduction (NDR). Bagi Saya, NDR cukup baru bagi saya, hal ini karena sebelumnya saya mendalami lingkungan tentang isu persampahan dan juga gaya hidup hijau. Saya sangat tertarik dengan ilmu baru ini, berharap saya dapat mendalami setelah program nanti. Isu lingkungan sangat komplek dan kita harus mengetahui apa saja yang ada di dalamnya,” ujarnya.
Kontingen Indonesia “Garuda 43” berhasil menetapkan short dan long term program yang bernama I AM ABLE yang akan dilakukan di daerah dan provinsi masing-masing. Tujuan dari program I AM ABLE ini adalah meningkatkan kepedulian masyarakat akan People with Differently Abled (PDA) dan sign language, menciptakan masyarakat inklusif dan menjadi penghubung antar komunitas differently abled dan pihak yang berkaitan di daerah dan provinsi masing-masing. Program ini diharapkan dapat menghapuskan kesenjangan yang masih ditemukan antar PDA dan masyarakat biasa. Dengan mempelajari sign language maka diharapkan dapat mempermudah komunikasi dengan PDA dan menghapuskan kesenjangan yang terjadi.
Siapakah Ranitya?
Ranitya Nurlita (Lita) adalah Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB. Lita memiliki mimpi menjadi seorang Environmetalist dan juga pengusaha yang berfokus pada bidang lingkungan. Ranitya memiliki komitmen besar pada isu lingkungan internasional dan berinisiatif besar terhadap perubahan dengan menjadi delegasi Indonesia dalam Forum Pemuda Internasional di berbagai negara, seperti Azerbaijan, Bangladesh, Kamboja, Tiongkok, India, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, Turki, dan Amerika Serikat.
Selain sebagai mahasiswa, Ranitya juga pernah menjabat menjadi Presiden HiLo Green Community di lebih dari 18 kota di seluruh Indonesia, Tim Indonesia Bebas Sampah 2020, Pendiri dan Project Director ASEAN Reusable Bag Campaign di negara-negara ASEAN bersama YSEALI dan berbagai stakeholder lainnya. Ranitya menjadi Duta Muda Indonesia dengan menjadi perwakilan Indonesia dalam SSEAYP.
Kisah inspiratif Ranitya dia tuliskan melalui #RanityaStories di sosial media, ketiga bukunya dengan menjadi kontributor dalam Miso Soup E-Book www.ranityanurlita.wix.com/misosoup, Climacteric, dan Abroad You(th), Blog dan juga linkedin melalui www.ranityanurlita.wordpress.com dan www.linkedin.com/in/ranityannurlita.***(Zul)