Bebek dan Entok Sebagai Indikator Tingkat Cemaran Virus H5N1
Bebek/itik dan entok dapat digunakan sebagai indikator biologis untuk mengetahui tingkat cemaran virus Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) subtipe H5N1. “Itik dan entok yang tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit juga perlu diwaspadai, bisa jadi didalam tubuhnya mengandung virus HPAI subtipe H5N1. Virus ini mungkin tidak menyerang itik atau entok tersebut namun bisa menyebabkan penyakit bila kondisi itik atau entok dalam kondisi tidak sehat. Oleh karena itu perlu dilakukan uji subklinis dari darah atau kotoran itik tersebut. Bila ditemukan virus di dalamnya kita perlu waspada,” kata Prof.Dr. I Wayan Teguh Wibawan dalam Pra Orasi Guru Besar di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Darmaga.
Yang kadang terlupa adalah itik dan entok yang terinfeksi serta tampak sehat tersebut bisa berpindah-pindah sekaligus menyebarkan agen penyakit tersebut. Selain itik dan entok, angsa dan ayam kampung juga berpotensi sebagai pembawa virus HPAI ganas dan mengancam populasi unggas di sekitarnya dan mungkin terhadap manusia.
Menurut Prof.Wayan pada saat ini berbagai kluster atau kelompok virus AI H5N1 sifat virus AL H5N1 telah tersebar di berbagai wilayah Indonesia dan terjadi pergeseran secara signifikan dalam kurun 2 tahun sejak virus tersebut masuk ke Indonesia. “Penelitian pembuatan vaksin AI H5N1 akan terus berkembang seiring dengan jenis virus flu burung. Sejauh ini penggunaan vaksin AI “cock-tail” (polivalen) mampu menekan kasus AI di lapangan secara efektif,” tandasnya. (ris)