Prof Toshiro Matsuda & Prof Akimi Fujimoto Terima Tanda Penghargaan Anugerah IPB
Institut Pertanian Bogor pada Sidang Terbuka IPB dengan acara Wisuda dan Penganugerahan Ijazah Tahap I tahun akademik 2006/2007 menganugerahkan tanda kehormatan berupa anugerah IPB, kepada Prof. Toshiro Matsuda dan Prof. Akimi Fujimoto dari Tokyo University of Agriculture, Rabu (20/9) di Kampus IPB Darmaga, Bogor .
Anugerah IPB ini sesuai dengan ART-IPB yang diberikan kepada seseorang yang berjasa dan berprestasi luar biasa dalam turut mewujudkan cita-cita dan tujuan IPB serta pembangunan pertanian di Indonesia .
Peranan kedua profesor Jepang tersebut dimulai pada kerjasama IPB dan TUA pada tahun 1976 dalam inisiasi proyek AP4 (Agricultural Product Processing Pilot Plant) senilai USD 2 juta, dimana TUA pada waktu itu dipimpin oelh Prof. Toshiro Matsuda.
“Bertepatan dengan bulan Dies Natalis IPB ke 43, mewakili sivitas akademika IPB pada kesempatan yang baik ini, saya mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa yang luar biasa. Mudah-mudahahn kerjasama yang sangat baik ini dapat kita pertahankan dan terus ditingkatkan pada masa-masa yang akan datang,” ujarnya pada sambutan wisuda tersebut.
Pada kesempatan wisuda tahap I ini, IPB mewisuda dan menganugerahkan ijazah kepada 1260 lulusan yang terdiri 39 lulusan bergelar Doktor (Dr), 126 lulusan bergelar magister Sains (MSi), 68 lulusan bergelar Magister Manajemen (MM), 4 lulusan bergelar Magister Profesional (MP), 8 lulusan Magister Information Technology (MIT), dan 1015 lulusan bergelar Sarjana dari 8 Fakultas di lingkungan IPB.
“Untuk diketahui bahwa pada sampai Wisuda Tahap I, Bulan September tahun 2006 ini, alumni IPB telah berjumlah sekitar 74.700, yang tersebar di dalam maupun luar negeri dengan berbagai profesi. Saya mohorn sebagai alumni baru IPB, Saudara tetap berhubungan dengan almamater tercinta dan ikut berperan serta dalam program-program yang ada,”ujarnya.
Terkait dengan Dies Natalis ke 43, Rektor mengatakan, selama satu bulan penuh diselenggarakan berbagai kegiatan seperti, seminar, orasi guru besar, ekspose hasil-hasil penelitian, pesta sains, open house, aksi pelayanan dan pemberdayaan masyarakat, olah raga, lomba-lomba, kesenian serta kegiatan lainnya yang menunjukan kemajuan IPB yang telah tercapai selama ini.
Sementara itu menanggapi kebijakan IPB dalam SPP, Rektor mengatakan dengan melakukan subsidi silang. Menurutnya, bagi mahasiswa yang berasal dari kalangan tidak mampu akan membayar lebih rendah dari mahasiswa yang lebih mampu, bahkan ada alokasi daru sumber lain untuk kalangan yang benar-benar tidak mampu untuk tidak membayar SPP.
“Pada tahun ini bahkan orang tua yang keberatan dengan besarnya komponen SPP dari USMI dan SPMB yang diubah atau ditangguhkan pembayarannya tidak kurang dari total 1000 orang,” ujarnya.
Menurutnya Perubahan dan penangguhan pembayaran SPP dilakukan melaluli dialog langsung dengan orang tua mahasiswa selama 2 hari berturut-turut baik dari USMI maupun SPMB. Hal ini adalah salah satu konsekuensi dari implementasi pembayaran SPP sisitem subsidi silang. (ris/man)