Dosen IPB Raih Medali Perak Dalam Pameran 18th ITEX 2007 di Malaysia
Dr. Irzaman, Dosen Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan IPA IPB berhasil memboyong penghargaan Medali Perak dalam ajang bertaraf internasional di Malaysia, yang bertajuk 18th ITEX 2007. Kegiatan 18th Malaysia International Invention, Innovation and Technology Exhibition (ITEX) tertanggal 18-20 Mei 2007 di Kuala Lumpur ini merupakan kegiatan tahunan yang memamerkan produk untuk dipasarkan ke industri.
Dari hasil laporannya, terdapat dua kegiatan utama yang diikuti sewaktu diundang oleh UniMap pada tanggal 30 April-20 Mei 2007 kemarin, yakni WorkShop Ferroelektrik dan Optoelektronik dan pameran internasional di Kuala Lumpur, Malaysia.
Laki-laki ini didatangkan dari Indonesia untuk menjadi penceramah utama dalam workshop yang diselenggarakan pada tanggal 7-8 Mei 2007. Hadir sebanyak 20 orang peserta dari Universiti Malaya, Sirim dan UniMap, tampak juga Wakil Rektor UniMap Prof. Madya Dr. Zul Azhar Zahid Jamal yang membuka dan menutup acara workshop.
Kegiatan ITEX sendiri diikuti universitas dan industri terkemuka di Malaysia, Kroasia, Iran, Korea, Taiwan, Hungaria, dan Rusia pada tanggal 18-20 Mei 2007. Adapun produk yang dipamerkan dan berhasil mendapatkan penghargaan Medali Perak dalam kategori electricity/electronics untuk UniMap bekerjasama dengan IPB ini merupakan hasil karya dari Dr. Irzaman, dengan topik yang diangkat Development of Barium Strontium Titanate (BST) Based Sensors/Instrument.
"Produk ini adalah murni buatan orang Indonesia (baca: Dr. Irzaman), namun saat ini dipamerkan untuk mewakili UniMap karena pembuatannya dibiayai oleh mereka. Alhamdulillah kami berhasil mendapatkan Medali Perak". Jelasnya. Ditambahkan IPB tidak perlu khawatir inovasi ini akan direbut oleh Malaysia, karena formulanya ada di IPB.
Hal ini dikarenakan, sebelum masa tugasnya sebagai invite lecture di Malaysia berakhir, beliau membuat proposal mengenai Ferroelektrik dan Optoelektronik menjadi sensor suhu dan sensor cahaya dengan bahan dari barium stronsium titanate (BST). Proposal tersebut kemudian diproses oleh Ministry of Science Technology & Innovation Malaysia disetujui untuk dibiayai.
Menurutnya, sensor yang terbuat bahan yang biasa disebut BST ini lebih murah dan apabila digunakan untuk navigasi/militer, barang-barang elektronik rumah tangga, pertanian dan bioteknologi akan sangat sensitif. "Untuk saat ini sensor tersebut lebih diarahkan untuk menjadi saklar otomatis. Apabila sensor tersebut tidak mendapatkan cahaya, lampu yang dihubungkan dengan sensor tersebut akan menyala dengan otomatis" ujarnya. Untuk sensor suhu, dalam dua tahun akan dicoba untuk dapat menimbulkan tegangan sebesar 0.3 volt. Hal ini berarti dengan tegangan sebesar itu, sensor dapat menghidupkan LED yang terbuat dari bahan Germanium.
Dikatakan juga dengan mengikuti workshop dan pameran internasional ini, dapat menambah wawasan fikir dan ide dalam mengembangkan material ferroelektrik berbasis BST yang dapat diterapkan dalam pengembangan sensor suhu, sensor gas, dan sensor cahaya. "Semoga hal ini dapat meningkatkan mutu SDM Indonesia kelak dan semoga ITEX selanjutnya Indonesia dapat ikut berperan serta."harapnya.
Sebelumnya, laki-laki yang sudah dikaruniai 3 orang putri ini sudah menjadi dosen tamu dari tahun 2005-2006 di Universitas Malaysia Perlis (UniMap) berdasarkan MoU UniMaP dan IPB yang ditandatangani di Kampus IPB Dramaga Bogor tertanggal 18 Januari 2006. Di Negeri Jiran tersebut beliau memberikan kuliah mengenai Ferroelektrik dan Optoelektronik untuk Aplikasi Mikroelektronik serta piranti elektronik.
Di IPB sendiri, Dr. Irzaman mengemban tugas mengajar mata kuliah Fisika, Elektronika Dasar dan Termodinamika. Sekarang sedang menjabat sebagai Ketua Program Studi S2 Biofisika IPB. Beliau sedang membimbing 6 orang mahasiswa S1 dan 8 orang mahasiswa Diploma.(zul).