58 ‘Ketua Kampung’ Malaysia Kunjungi Kebun Buah Tropika IPB

58 ‘Ketua Kampung’ Malaysia Kunjungi Kebun Buah Tropika IPB

Berita

Tidak kurang dari 58 orang "Ketua Kampung" (kepala desa) Bahagia Padang Renggas, Perak, Malaysia, Rabu (23/5), berkunjung di Kebun Percobaan Pusat Buah-buahan Tropika (PKBT) Institut Pertanian Bogor (IPB).
Kebun percobaan tersebut berada di komplek Southeast Asian Minister of Education Organization, Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP) di Tajur, Kota Bogor. Pada kunjungan dalam rangka belajar pertanian itu, tamu dari negeri jiran itu langsung diajak turun ke Kebun Percobaan PKBT IPB, dan diperlihatkan beberapa contoh perkebunan buah-buahan tropika, terutama hasil penemuan pakar IPB, yang menjadi buah unggulan.

Beberapa buah unggulan hasil penelitian pakar IPB itu diantaranya, Pepaya IPB 3, Pepaya IPB 2 (Prima Bogor), Nenas Mahkota Bogor, Nenas Delika Subang, Pisang Rajah Buluh, Pisang Rajah Abu, Manggis dan sebagainya.

Anggota DPR Tingkat Negeri Perak, Malaysia yang juga ketua rombongan Datuk Jamal Naser mengatakan, kunjungan itu tidak terlepas dari program Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Badawi, dalam mempromosikan perkebunan Malaysia. "Negara Malaysia sedang gencar mempromosikan perkebunan, terutama untuk pangan. Hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan rakyat Malaysia," katanya.

Ia mengatakan, Malaysia sendiri mengimpor beberapa kebutuhan pangannya dari negara tetangga, seperti Thailand, Taiwan, Eropa dan juga Indonesia. "Kita mengimpor beberapa sayuran dari Indonesia seperti, kacang tanah, kelapa dan kubis. Untuk kubis sekarang sudah mulai dikurangi," katanya.

Berbicara tentang pertanian, ia mengakui bahwa Indonesia adalah salah satu yang terbaik di Asia Tenggara, dan biayanya juga masih tergolong rendah. Sementara, di Malaysia memerlukan biaya yang cukup tinggi.

"Maka dari itu kita ingin melihat dan belajar dari Indonesia. Nantinya, kita tidak ingin memiliki ketergantungan dari negara lain dalam dunia pertanian ini. Jika kita bisa melakukan pekerjaan tersebut dan menelan biaya yang murah, kenapa tidak dilakukan sendiri," katanya.

Terkait dengan kunjungan para "Ketua Kampung" ke Indonesia ini, ia mengatakan, kunjungan itu tidak harus dilakukan oleh para pejabat atau pelajar, karena para "Ketua Kampung" ini bertanggung jawab terhadap pembangunan Malaysia ke depan.

"Kami ajak mereka ke sini karena mereka bertanggung jawab terhadap pembangunan Malaysia ke depan. Selain itu juga untuk mengetahui persamaan dan perbedaan perkebunan dan pertanian di kedua negara," demikian Datuk Jamal Naser. man