Sampurno: Budaya Bersih Solusi Keamanan Pangan Indonesia

Sampurno: Budaya Bersih Solusi Keamanan Pangan Indonesia

Berita

Kepala Badan pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), H. Sampurno mengatakan minimal 50 persen masyarakat Indonesia membiasakan budaya hidup dan makan makanan bersih, maka hal ini cukup sebagai solusi keamanan pangan nasional. “Banyak penyakit disebabkan perlaku tidak bersih dan makanan yang tidak terjamin higienisannya, seperti penyakit hepatitis yang tinggi,” kata Sampurno usai penandatanganan Memorendum of Understanding (MOU) antara Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan BPOM RI Senin (15/5) di Gedung Rektorat Kampus IPB Darmaga.

Sosialisasi perilaku sehat dan isu keamanan pangan bukan hanya tugas BPOM, namun juga tugas semua pihak terutama pemerintah kota dan kabupaten. “Perlu dilakukan inspeksi keamanan pangan pada industri-industri pangan kecil di wilayah kota dan kabupaten. Untuk keperluan itu, BPOM telah mengangkat 2000 pengawas, akan tetapi tugas mereka belum optimal karena ketiadaan dana dan kerjasama yang belum erat dengan pemerintah kota atau kabupaten masing-masing wilayah,” jelas Sampurno

Industri kecil memeiliki peran strategis, menyerap lapangan kerja yang cukup besar dan bisa bertahan dalam krisis ekonomi.

Strategi BPOM RI kedepan mencakup sebagai mediator antara pihak industri, dan uruan tinggi, pengolahan makanan yang memenuhi standar kebersihan serta sosialisasi budaya bersih. ”Berkaitan dengan hal itu, BPOM menjalin kerjasama dengan IPB sebagai patner bijak lestari dalam bidang keamanan pangan, penyelenggaraan pelatihan, reabsorbsi hasil penelitian dan lain-lainnya,” ujar Sampurno.

Rektor IPB, Prof. Dr. Ir Ahmad Ansori Mattjik, menyambut gembira kerjasama ini. ” Kerjasama ini semoga bisa menjembatani antara perguruan tinggi, industri dan pemerintah terutama dalam penanganan keamanan pangan nasional,” kata Rektor IPB dalam sambutannya.

Setelah acara penandatanganan MOU, Rektor IPB dan Kepala BPOM meninjau kebun percobaan obat-obatan milik Pusat Studi Biofarmaka IPB di Cikabayan, lokasi South East Asian Food and Agriculture Science and Technologi (SEAFAST) Center dan Rumah Sakit Hewan IPB. Di kebun percobaan IPB, Sampurno menanam tanaman buah merah ( Pondanus conoideus) asal Papua dan Rektor IPB yang diwakili Wakil Rektor IV , Dr Asep Saefudin menanam tanaman Makasar asal Kalimantan yang berguna untuk menyembuhkan penyakit malaria. (ris)