IPB Kerjasama CV. Dinar, Produksi Chitosan Pengganti Formalin
Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dengan CV.Dinar memproduksi chitosan sebagai bahan pengawet pengganti formalin. Saa ini CV.Dinar baru bisa memproduksi chitosan dengan kapasitas antara 100-300 kg/hari. Nantinya chitosan akan dipasarkan dalam bentuk larutan bukan serbuk. “Produksi ini masih bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan dan ketersediaan bahan baku berupa limbah ranjungan atau kerang,†ujar drh. R. Dody Timur Wahjuadi Pemilik CV. Dinar Jakarta Kamis (12/1) di Kosambi, Tangerang.
Doddy mengatakan dengan pemakaian antara 1.5 % -2 % larutan pengawet chitosan yang dapat disediakan sekitar 15.000 liter/hari yang siap digunakan untuk bahan pengawet bakso, mie basah dan ikan asin. Proses pembuatan chitosan melalui beberapa tahapan yakni pengeringan bahan baku mentah chitosan (ranjungan), pengilingan, penyaringan, deproteinasi, pencucian dan penyaringan, deminarisasi (penghilangan mineral Ca), pencucian, deasilitilisasi, pengeringan dan akhirnya terbentuklah produk akhir berupa chitosan.
Dari hasil pertemuan dengan Menteri Kesehatan, hari Rabu (11/1) di Kantor Departemen Kesehatan, Menkes mengatakan akan menyiapkan legalitas penggunaan bahan alami pengganti formalin dan dalam waktu dekat produk chitosan akan dilaunching.
Selain chitosan, sejak tahun 2003 CV. Dinar bekerjasama dengan IPB telah menghasilkan produk olahan rumput laut yang disebut karagenan. “Keragenan adalah bahan alami pembentuk gel yang dapat digunakan untuk mengenyalkan bakso dan mie basah sebagai bahan alternatif yang aman pengganti borax,†jelas Dr Linawati Hardjito, dari Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB. Karagenan membuat mie basah dan bakso kenyal. Karagenan dihasilkan dari rumput laut Euchema sp yang telah dibudidayakan di berbagai perairan Indonesia.
Setiap 1 kilogram bakso dibutuhkan 0.5-1.5 gram karagenan untuk mengenyalkannya. Di pasaran 0.5-1.5 gram karagenan dijual dengan harga Rp 750 – Rp 900,-. â€Karagenan dalam industri sering dijadikan bahan campuran kosmetik, obat-obatan, es krim, susu, kue, roti dan berbagai produk makanan,â€tutur Linawati.
Pengembangan obat dari laut menjadi salah satu produk unggulan kerjasama IPB-CV. Dinar. Berbagai bahan obat dan suplemen (nutraceutical) yang sedang dikembangkan adalah antimikroba (pengawet), antipenuaan, antitumor/antikanker, antikolesterol, bahan kosmetik (tabir surya, pewarna alami). Untuk pengembangan produk tersebut IPB menjalin kerjasama dengan Virnginia Polytechnic Institute & State University, USA khususnya untuk penentuan struktur kimia bahan obat/suplemen. Kerjasama ini berlangsung dari 2003 hingga 2008.
Linawati mengharapkan komersialisasi chitosan dan karagenan sebagai pengganti formalin dan borax dapat meningkatkan kontribusi CV. Dinar dan IPB dalam meningkatkan perekonomian nelayan serta mencerdaskan putra-putri mereka. â€Dalam penyediaan bahan baku IPB dan CV Dinar melibatkan ratusan nelayan yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia,†imbuhnya. (ris)