Centras IPB Gagas Upaya Percepatan Peningkatan Populasi Ternak Sapi di Indonesia
Potensi untuk meningkatkan populasi ternak sapi di Indonesia sangat besar, mengingat masih banyak sumber daya yang belum dimanfaatkan, masih terbuka pembentukan dan pengaturan kembali sisitem produksi ternak yang memungkinkan populasinya meningkat dan terdapat peluang perekayasaan teknologi, sosial, dan kemitraan yang dapat dikembangkan. Berbagai potensi tersebut dibahas dalam Seminar Percepatan Peningkatan Populasi Ternak Sapi di Indonesia yang digelar oleh Pusat Studi Hewan Tropika (Centras) IPB di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, (15/10).
Sebagai institusi pendidikan tinggi pertanian dengan kapasitas kepakaran yang dimiliki, IPB bertekad mendukung dan memberikan sumbangsih pemikiran yang cerdas bersama semua stakeholders peternakan dalam mengupayakan percepatan populasi ternak agar kesejahteraan masyarakat dan kecukupan pangan asal ternak dapat terpenuhi.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam usaha peningkatan populasi bibit dapat dilakukan dengan penggunaan teknologi pemuliabiakan dan perlu di kembangkan pusat-pusat pembibitan modern dengan kapasitas tinggi. Akses pembiayaan peternak pun harus ditingkatkan, kemitraan bagi peternak perlu dipastikan fair bagi peternak dan pengusaha, demikian ungkap Rektor IPB Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto saat membuka acara.
Kepala Pusat Studi Hewan Tropika-Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB menandaskan upaya percepatan peningkatan populasi ternak sapi di Indonesia dapat dilakukan dengan pengembangan sistem integrasi ternak dengan tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan serta ditopang dengan kebijakan, aplikasi teknologi dan pengembangan industri pakan (skala mini) yang mampu memanfaatkan bahan baku lokal secara maksimal.
Sementara itu, Dirjen Peternakan Cepi J Sujana mengurai upaya percepatan pencapaian swasembada daging sapi melalui peningkatan populasi dapat dilakukan dengan penyediaan bibit sapi, mendorong pelaksanaan pola integrasi antara sapi dengan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta penyediaan kredit bersubsidi untuk pembibitan sapi yaitu KUPS, disamping skema kredit yang telah tersedia seperti KKP-E,KUR dan pemanfaatan dana CSR dari berbagai perusahaan yang pada akhir-akhir ini sudah melirik usaha di bidang ini. Lebih lanjut Cepi J Sujana menyampaikan bahwa investasi yang dibutuhkan untuk lima tahun ke depan (2010-2014) diperkirakan sebesar Rp. 64,8 trilyun yang diharapkan dapat diupayakan oleh pemerintah sebesar Rp 6.5 triliyun (10%) berupa APBN maupun APBD.
Pemikiran-pemikiran cerdas disumbangkan oleh narasumber dalam acara ini diantaranya Prof. Muladno (guru besar Fakultas Peternakan IPB), Dr. Ir. Luki Abdullah (Dekan Fakultas Peternakan IPB), Dr. I Wayan T Wibawan (Dekan Fakultas Kedokteran IPB), serta Direktur Sijiro Internasional. Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjahmada berkesempatan menjadi moderator pada acara ini. Para narasumber ini membahas isu-isu strategis seputar upaya percepatan peningkatan populasi ternak sapi di Indonesia diantaranya perlunya membangun sistem yang efektif dalam pengendalian penyakit ternak, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya peternakan, serta paradigma baru sistem kemitraan usaha peternakan.
Belajar dari Sukabumi
Salah satu daerah yang telah berhasil dalam peningkatan populasi ternak sapi adalah Kabupaten Sukabumi. Berawal dari 100 ekor sapi di KUD Cicurug pada tahun 1984, di tahun 2006 sudah mencapai 3.796 Ekor. Bupati Sukabumi, H. Sukmajaya berkesempatan berbagi pengalaman kepada peserta seminar yang terdiri dari para peternak, kepala-kepala dinas peternakan, pengusaha, mahasiswa, dosen dan para pakar di bidang peternakan tersebut.
Selain terkenal dengan Gerakan Intensif Minum Susu Bagi Anak Usia Sekolah (Gerimis Bagus), kabupaten Sukabumi pun berhasil mengembangkan “hotel” sapi. Konsep “hotel” sapi ini berupa penyediaan areal (kandang) berikut fasilitas bagi pemeliharaan sapi yang tertata mulai dari pembibitan, penggemukan, hingga pengolahan limbah kotoran sapi menjadi biogas. Sistem yang dipakai adalah dengan disewakan kepada peternak maupun masyarakat umum yang tertarik untuk berbudidaya sapi. Hanya dengan Rp 40 ribu per kandang per bulan, maka masyarakat bisa memiliki usaha peternakan sapi dengan sistem yang sudah tertata baik. “Saat ini di Sukabumi sudah ada dua lokasi “hotel” sapi ini, yaitu di Sukaraja dan Sukalarang, “ tandas Bupati. (dh)