PPSHB-LPPM IPB Gelar Seminar GMO

PPSHB-LPPM IPB Gelar Seminar GMO

Berita

Legalitas produk-produk Genetically Modified Organism (GMO) dari pemerintah Indonesia masih menuai pro dan kontra. Namun tanpa disadari masyarakat Indonesia telah mengkonsumsi kedelai dan jagung transgenik impor dari Amerika Serikat. "Lebih dari 50 persen komoditas kedelai dan jagung yang diekspor Amerika Serikat ke Indonesia merupakan hasil transgenik atau GMO," ungkap Dr. Suharsono saat berlangsung ‘Workshop on Current Status of Biosafety of Genetic Engineering Products', di Ruang Sidang Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) Kampus IPB Dramaga, (28-30/8).

Kegiatan ini diselenggarakan PPSHB-LPPM IPB bekerjasama dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Departemen Pertanian (BB-Biogen, Deptan), Croplife Indo. dan Program for Biosafety System (PBS).

Prosedur pelepasan produk transgenik di Indonesia cukup panjang dan sedikit njlimet. Hal ini demi mencegah efek negatif yang tak diinginkan dari GMO dan menjaga keamanan lingkungan serta pangan. Tahap-tahapan legalisasi GMO adalah pemilihan genetik produk, pengembangan skala laboratorium, pengembangan di fasilitas unit terbatas, uji lapangan terbatas dan uji lapangan skala masyarakat.

Wakil Rektor IV IPB, Dr. Asep Saefuddin mewakili Rektor IPB mengatakan informasi tentang GMO yang diperoleh masyarakat bukan berasal dari pakarnya. "Hasil penelitian saya, sekitar 60 persen masyarakat Indonesia meragukan keamanan pemakaian produk GMO. Mereka mendapatkan informasi tentang GMO terutama dari televisi, radio, dosen dan pakar bioteknologi," paparnya.

Kekhawatiran tentang GMO menyebabkan penelitian tema ini tersendat. Indonesia kalah jauh tertinggal di bidang penelitian genetic engineering product dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Philipina atau bahkan China. IPB sendiri telah meneliti beberapa tanaman transgenik diantaranya kentang, tomat, cabai dan sudah diterapkan tataran uji fasilitas unit terbatas.

Kepala BB-Biogen, Dr.Sutrisno menambahkan bahwa IPB selama ini telah sering menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bioteknologi genetic engineering pertanian. "Kami berharap IPB dan departemen pertanian secara rutin menggelar pelatihan-pelatihan serupa sebagai upaya pencerahan pada masyarakat umum mengenai genetika pertanian," tandasnya.

Peserta pelatihan ini berasal dari berbagai latar belakang antara lain; Universitas Indonesia (UI), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO Biotrop), dinas-dinas pertanian dari sentra produksi jagung dan kedelai (Sumatera Utara, Lampung dan Jawa Timur), Departemen Kesehatan (Puslitbang Gizi), Croplife dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Pembicara pun dihadirkan dari berbagai kalangan diantaranya; Prof. Dedi Fardiaz (Badan POM), Masnellyati Hilman, MSc (Kementrian Lingkungan Hidup), Dr.Muhammad Herman (BB Biogen), Prof. Andi Trisyono (Universitas Gajah Mada), Dr. Utut Widyastuti (IPB), Dr. Bambang Purwantara (SEMEO-BIOTROP), Prof. Amin Subandrio (Kementrian Riset dan Teknologi), Dr.Inez H.Loedin (LIPI), dan petani trangenik sukses dari Pilipina. Di akhir kegiatan, peserta akan berkunjung ke SEAMEO BIOTROP, LIPI, dan BB Biogen. (ris/nUr)